KLASIFIKASI
PERILAKU KESEHATAN, PENYEBAB &
PERANAN SAKIT
1.
KLASIFIKASI PERILAKU KESEHATAN
Menurut Becker (1979)
Sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo
(1997) bahwa klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan adalah :
a. Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu perilaku individu yang ada
kaitannya dengan health promotion, health prevention, personal hygiene,
memilih makanan, dan sanitasi.
b.
Perilaku sakit (illness behavior), yaitu semua aktivitas yang dilakukan
oleh individu yang merasa sakit untuk mengenal keadaan kesehatannya atau rasa
sakitnya, pengetahuan dan kemampuan individu untuk mengenal penyakit,
pengetahuan, dan kemampuan individu tentang penyebab penyakit, dan usuah-usaha
untuk mencegah penyakit.
c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yaitu segala aktivitas individu yang
sedang menderita sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini di samping
berpengaruh terhadap kesehatan/kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap
orang lain, terutama pada anak-anak yang belum mempunyai kesadaran dan
tanggungjawab terhadap kesehatannya.
2.
PENYEBAB PERILAKU SAKIT
Menurut Mechanic sebagaimana
diuraikan oleh Solito Sarwono (1993) bahwa perilaku sakit adalah segala
bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh
kesembuhan ada beberapa penyebab perilaku sakit sebagai berikut.
a.
Dikenal dan dirasakannya tanda dan gejala yang menyimpang
dari keadaan normal.
b.
Anggapan adanya gejala serius yang dapat menimbulkan bahaya.
c.
Gejala penyakit dirasakan akan menimbulkan dampak terhadap
hubungan dengan keluarga, hubungan kerja, dan kegiatan kemasyarakatan.
d.
Frekuensi dan persisten (terus-menerus, menetap) tanda dan
gejala yang dapat dilihat.
e.
Kemungkinan individu untuk terserang penyakit.
f.
Adanya informasi, pengetahuan, dan anggapan budaya tentang
penyakit.
g.
Adanya perbedaan interpretasi tentang gejala penyakit.
h.
Adanya kebutuhan untuk mengatasi gejala penyakit.
i. Tersedianya berbagai sarana pelayanan kesehatan, seperti:
fasilitas, tenaga, obat-obatan, biaya, dan transportasi.
3.
PERANAN SAKIT
Ada
beberapa hal tentang peranan sakit, yaitu:
1.
Perilaku Peran Sakit (The Sick Role Behavior)
Dalam klasifikasi perilaku kesehatan
Becker (1979) ada tiga perilaku, yaitu perilaku kesehatan (health behavior),
perilaku sakit (illness behavior), dan perilaku peran sakit (the sick role
behavior) perilaku peran sakit (the sick role behavior), yaitu
segala aktivitas individu yang sedang menderita sakit untuk memperoleh
kesembuhan. Perilaku ini di samping berpengaruh terhadap kesehatan/kesakitannya
sendiri, juga berpengaruh terhadap orang lain, terutama pada anak-anak yang
belum mempunyai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kesehatannya.
2.
Peranan Orang Sakit (The Sick Role)
Orang yang berpenyakit (having a
diseases) dan orang yang sakit (having an illness) adalah dua hal yang berbeda.
Berpenyakit adalah suatu kondisi patologis yang obyektif, sedangkan sakit
adalah evaluasi atau persepsi individu terhadap konsep sehat-sakit. Dua orang
atau lebih secara patologis menderita suatu jenis penyakit tertentu yang sama,
bisa jadi orang yang satu akan merasa lebih sakit dari yang lain, dan bahkan
orang yang satu lagi tidak merasa sakit. Hal ini disebabkan evaluasi atau
persepsi mereka berbeda seorang dengan yang lain. Orang yang berpenyakit belum
tentu akan mengakibatkan berubahnya peranan orang tersebut dalam masyarakat.
Sedangkan orang yang sakit akan menyebabkan perubahan peranannya di dalam
masyarakat maupun di dalam lingkungan keluarganya dan memasuki posisi baru.
Posisi baru ini menurut peranan yang baru pula. Peranan baru dari orang sakit
(pasien) harus mendapatkan suatu pengakuan dan dukungan dari anggota keluarga,
masyarakat yang sehat dan secara wajar.
a.
Hak-Hak Orang Sakit
Hak orang sedang sakit yang pertama
dan utama adalah bebas dari segala tanggungjawab sosial yang normal. Artinya
orang yang baru sakit mempunyai hak untuk melakukan perkerjaan sehari-hari yang
biasanya ia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidak mutlak, maksudnya,
tergantung dari tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakitnya
tersebut. Apabila tingkat keparahannya masih rendah orang tersebut mungkin
tidak perlu menuntut haknya. Dan seandainya mau menuntut harus tidak secara
penuh, maksudnya ia tetap berada di dalam posisinya, tetapi peranannya
dikurangi, dalam arti volume dan frekuensi kerjanya dikurangi.
b.
Kewajiban-Kewajiban Orang Sakit
Disamping haknya yang dapat
dituntut, orang yang sedang sakit juga mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus
dipenuhi. Pertama, orang yang sedang sakit mempunyai kewajiban untuk sembuh
dari penyakitnya. Memperoleh kesembuhan bukanlah hak penderita, tetapi
kewajiban penderita. Mengapa? Karena kita manusia diberi kesempurnaan dan
kesehatan oleh Tuhan. Secara alamiah manusia itu sehat, adapun menjadi jatuh
sakit sebenarnaya kesalahan manusia sendiri. Oleh karena itu, bila ia jatuh
sakit ia berkewajiaban untuk mengembalikan posisinya keadaan sehat. Manusia
berkewajiban untuk selalu sehat.
SUMBER:
B, Budioro. 2001. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kamus Q. 2013. Sehat Adalah Pengertian dan Definisi.
Kusmiati, Sri. 1990. Dasar-Dasar Perilaku. Jakarta: Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan.
Notoatmodjo, Soekidjo.1990. Pengantar Perilaku Kesehatan. Depok
: Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Universitas
Indonesia.
Notoatmodjo, Soekidjo.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta
No comments:
Post a Comment