KONSEP SEHAT SAKIT - Mading UNSA

Mading UNSA

Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Breaking

Home Top Ad

Thursday, June 13, 2019

KONSEP SEHAT SAKIT


KONSEP SEHAT SAKIT

 

A.    Pengertian Sehat (Health)
Pada hakekeatnya sehat atau kesehatan dapat diartikan sebagai kondisi yang normal dari kehidupan manusia. Kesehatan adalah hak azasi setiap manusia yang dibawa sejak lahir. Hidup sehat adalah hidup yang mengikuti hukum alam atau cara-cara alamiah (kebutuhan udara segar, istirahat, relaksasi, tidur, kebersihan, sikap mental, (attitudes of mind) yang baik, kebiasaan yang baik dan pola hidup (pattern of living) yang baik, dan lain-lain), baik dari segi fisik, kejiwaan, dan lingkungan hidupnya. Kata sehat merupakan Indonesianisasi dari bahasa Arab “ash-shihhah” yang berarti sembuh, sehat, selamat dari cela, nyata, benar, dan sesuai dengan kenyataan. Kata sehat dapat diartikan pula :
a.       Dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit), waras
b.      Mendatangkan kebaikan pada badan
c.       Sembuh dari sakit.
Dalam bahasa Arab terdapat sinonim dari kata ‘ash-shihhah’ yaitu al-‘afiah yang berarti ash-shihhah at-tammah (sehat yang sempurna ). Kedua kata ash-shihah dan al-afiah  sering digabung digabung menjadi satu yaitu ash-shihhah wa al’afiah, yang apabila diIndonesiakan menjadi ‘sehat wal afiat’ dan  artinya sehat secara sempurna.
Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/kondisi seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu pada Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomis
Sebetulnya belum ada batasan untuk ‘sehat’ yang sudah disepakati bersama oleh semua pihak. Dalam pengertian awam, ‘sehat’ berarti badan yang sehat, dengan jiwa yang sehat dalam keluarga yang sehat dan dalam lingkungan yang sehat. Batasan ‘sehat’ menurut WHO (1948), sehat adalah kondisi fisik, mental, dan sosial yang sempurna dan bukan sekedar tidak sakit atau tidak cacat. Batasan sehat menurut WHO yang mencakup keadaan fisik, mental, dan sosial sering perlu ditambah dengan sehat ‘spiritual’. Dapat disimpulkan sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya baik kondisi fisik, mental, sosial,dan spiritual.
B.     Pengertian Sakit (Illness)
Sakit dan penyakit tidaklah sama. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak membuat definisi tentang ‘penyakit’, tetapi merumuskan definisi ‘sehat’. Penyakit (disease) adalah suatu bentuk reaksi biologis, terhadap suatu organisme, benda asing atau luka (injury). Sakit (illness) adalah penilaian seseorang terhadap penyakit tersebut dalam arti penganlaman dia langsung. Sebagai contoh pasien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya, sedangkan pasien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalani operasi mungkin akan  merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
C.    Relevansi atau Keterkaitan Sehat dan Sakit bagi  Studi Kesehatan
 Sebagian besar persepsi masyarakat tentang sehat dan sakit ini sangatlah dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu, di samping unsur sosial budaya. Sebaliknya, tenaga kesehatan berusaha sedapat mungkin menerapkan kriteria medis yang objektif. Perbedaan persepsi inilah yang sering menimbulkan masalah dalam pendefinisian antara konsep sehat dan sakit menurut ilmu kesehatan dengan konsep sehat dan sakit menurut budaya ataupun kepercayaan masyarakat Terkadang orang tidak segera menggunakan sarana kesehatan yang tersedia sebab dia tidak merasa mengidap penyakit. Atau jika si individu merasa bahwa penyakitnya itu disebabkan oleh makhluk halus, maka ia akan memilih untuk berobat pada “orang pandai” yang dianggap mampu mengusir makhluk halus tersebut dari tubuhnya sehingga penyakitnya itu akan hilang (Sarwono, 1997).
Perbedaan konsep sehat dan sakit ini antara orang sakit dengan petugas kesehatan merupakan tantangan utama bagi petugas kesehatan. Maka diperlukannya pembekalan sejak dini tentang pemahaman tentang sehat-sakit bagi para calon tenaga kesehatan, baik perawat, bidan, dokter, rekam medis, dan lain-lain melalui proses pembelajaran di kampus, sehingga mereka dapat meminimalkan kesalahpahaman masyarakat dalam pendefinisian sehat dan sakit.
D.    Perilaku Kesehatan
 Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Respons atau reaksi organisme dapat berbentuk pasif (respons yang masih tertutup, misalnya pengetahuan, persepsi, dan sikap) dan aktif  (respon terbuka, tindakan yang nyata atau practive/psychomotor). Perilaku sehat (health life style) adalah perilaku orang yang sehat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Oleh sebab perilaku ini secara rinci mencakup tindakan atau perilaku :
1.      Mencegah dari sakit, kecelakaan, dan masalah kesehatan yang lain (preventif).
2.      Meningkatkan derajat kesehatannya ( promotif ), yakni perilaku-perilaku yang terkait dengan peningkatan kesehatan.
Perilaku orang sehat supaya tetap (terhindar dari penyakit) dan bahkan lebih meningkatkan kesehatannya, sekurang-kurangnya mencakup hal berikut:
1.      Makan dengan menu seimbang, dengan komposisi makanan sehari-hari terdiri dari makanan-makanan yang mengandung : karbihidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin-vitamin.
2.      Aktifitas fisik secara teratur (tidak harus dalam bentuk olahraga), sekurang-kurangnya 30 menit sehari, dan sekurang-kurangnya 3 kali dalam satu minggu.
3.      Tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat menimbulkan adeksi atau kecanduan, termasuk tidak merokok.
4.      Mengelola stress (bukan menghindari stress).
5.      Menyediakan waktu untuk rekreasi.
6.      Menjaga kebersihan diri (personal hygine), lingkungan, dan makanan/minuman sehari-hari.
Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yakni : sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Berikut penjelasannya :
  1. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit
Perilaku tentang bagaimana seseorang menanggapi rasa sakit dan penyakit yang bersifat respons internal (berasal dari dalam dirinya) maupun eksternal (dari luar tubuh), baik respons pasif ( pengetahuan, persepsi, dan sikap), maupun aktif (praktik) yang dilakukan sehubungan dengan sakit dan penyakit.
  1. Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan
Perilaku ini adalah respons individu terhadap sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi :
1.      Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
2.      Respons terhadap cara pelayanan kesehatan.
3.      Respons terhadap petugas kesehatan.
4.      Respons terhadap pemberian obat-obatan.
Respons tersebut tewujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap, dan penggunaan fasilitas, petugas maupun penggunaan obat-obatan.
  1. Perilaku Terhadap Makanan (Nutrition Behavior)
Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin), dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
  1. Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan (Environmental Behavior)
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. 

SUMBER: 
B, Budioro. 2001. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
      Kamus Q. 2013. Sehat Adalah Pengertian dan Definisi.
Kusmiati, Sri. 1990. Dasar-Dasar Perilaku. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan.
Notoatmodjo, Soekidjo.1990. Pengantar Perilaku Kesehatan. Depok : Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Universitas Indonesia.
Notoatmodjo, Soekidjo.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
 

 

No comments:

Post a Comment