BIO SAINS I METABOLISME VITAMIN - Mading UNSA

Mading UNSA

Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Breaking

Home Top Ad

Sunday, June 16, 2019

BIO SAINS I METABOLISME VITAMIN



METABOLISME MINERAL


Vitamin dan Mineral merupakan dua hal yang sering kita dengar. Mineral adalah kelompok mikronutrien bagi tubuh. Artinya, zat gizi ini hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk mendukung proses tumbuh dan kembangnya tubuh kita. Banyak yang menganggap bahwa vitamin sama dengan mineral. Padahal dalam struktur kimia kedua nutrisi ini memiliki bentuk yang berbeda sekali pun memiliki beberapa fungsi yang hampir sama.
Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral dan

mikro mineral. Makro mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari

0.01% dari berat badan dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg/hari seperti Ca (kalsium), P (fosfor), Na (natrium), K (kalium), Cl (klorida), dan S (sulfur).
Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan

hanya  dibutuhkan  dalam  jumlah  kurang  dari  100  mg/hari  seperti  besi  (Fe), tembaga (Cu), iodine (I2), zinc (Zn), kobalt (Co), dan Se (selenium). Dalam tubuh




mineral akan melaui beberapa proses sebelum di serap oleh tubuh . Salah satu proses dalam tubuh adalah bagaimana mineral dapat melalui atau melewati membran atau yang dikenal dengan transport memberan. Transport memberan sendiri terbagi menjadi dua yaitu transport aktif dan pasif.
Gambar : Mineral
 

                                 

1.    Metabolisme Mineral



Mineral, (kecuali K dan Na), membentuk garam dan senyawa lain yang relatif sukar larut, sehingga sukar diabsorpsi. Absorpsi mineral sering memerlukan protein pengemban spesifik (spesific carrier proteins), sintesis protein ini berperan sebagai mekanisme penting untuk mengatur kadar mineral dalam tubuh.
Ekskresi sebagian besar mineral melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam getah pencernaan, empedu dan hilang dalam feses. Kelainan akibat kekurangan mineral. Kekurangan intake semua mineral esensial dapat menyebabkan sindroma klinik.Bila terjadi difisiensi biasanya sekunder, akibat malabsorpsi, perdarahan, berlebihan (besi), penyakit ginjal(kalsium), atau problem klinis lain. Kelaianan akibat kelebihan mineral. Kelebihan intake dari hampir semua mineral menyebabkan gejala toksik.

 Sumber dan kebutuhan mineral sehari-hari. Mineral esensial dan unsur runutan  ditemukan  dalam  sebagian  besar  makanan,  terutama  biji-bijian  utuh, buah, sayuran, susu, daging dan ikan. Biasanya dalam makanan hanya dalam jumlah yang sedikit.

a.    Transport aktif



Transpor  aktif adalah  pergerakan  atau  pemindahan  yang  menggunakan energy untuk mengeluarkan dan memasukan ion - ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat parmeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel.
Mineral di dalam tubuh akan mengalami reaksi desosiasi menjadi ion-ion dan molekul kecil untuk melalui memberan sel. Pada transport aktif mineral akan melalui memberan sel seperti halnya ion Natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion
Clorium (Cl-)   melalui pompa Natrium - kalium pada membrane sel. Transpor
aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klorin (Cl-). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium - kalium. Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan energi.

Transpor  aktif  memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran, dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses transport   aktif  dimulai  dengan  pengambilan  tiga  ion  Na+ dari  dalam  sel  dan menempati  situs  pengikatan  pada  protein  integral.  Energi  diperlukan  untuk
mengubah  bentuk  protein  integral  pada membran  yang sebelumnya membuka kearah   dalam   sel   menjadi   membuka   kebagian   luar   sel.   Selanjutnya,   ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan keluar dari protein integral menuju keluar
sel. Kemudian dari luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein

integral. Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka kearah luar menjadi membuka kearah dalam sel dan ion kalium dilepaskan kedalam sel.

Gambar : Pompa Natrium (Na+)-Kalium (K+)



b.   Transport pasif



Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke rendah. Jadi, pejalan itu terjadi secara spontan. Contoh transpor pasif adalah difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi.
Difusi adalah penyebaran molekul zat dari konsentrasi (kerapatan) tinggi ke konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat dapat  berdifusi  hingga  mencapai  kerapatan  molekul  yang  sama  dalam  satu ruangan.  Sebagai  contoh,  setetes  parfum  akan  menyebar  ke  seluruh  ruangan

(difusi gas di dalam medium udara). Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air di gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air), hingga kerapatan zat tersebut merata.
Osmosis adalah perpindahan ion atau molekul air (dari kerapatan tinggi ke kerapatan rendah dengan melewati satu membran. Osmosis dapat didefinisikan sebagai difusi lewat membran.
Pada transport pasif osmosis, di dalam tubuh mineral akan terionisasi menjadi zat-zat elektrolit yang dapat diserap dalam tubuh. Zat-zat yang memiliki sifat elektrolit lemah lebih cepat melewati membran daripada elektrolit kuat. Contoh zat-zat yang dapat melewati membran dari yang paling cepat hingga yang paling lambat antara lain: Na+, K+, Cl-, Ca2+, Mg2-, Fe3+.
Seperti  halnya  glukosa,  transport  mineral  melalui  Transport  glukosa

melalui glukosa permease dari eritrosit. Mineral  masuk ke dalam eritrosit melalui facilitated  transport.  Laju  transport  dengan  menggunakan  glukosa  permease adalah 50.000 kali lebih cepat daripada laju transport tanpa glukosa permease.
Pada transport pasif difusi mineral melewati membrane melalui saluran yang disebut CHANNEL MEDIATED. CHANNEL-dimediasi DIFUSI difasilitasi dalam saluran dimediasi difasilitasi difusi, zat terlarut bergerak menuruni konsentrasi gradien melintasi bilayer lipid melalui membran channel. Sebagian besar saluran membran saluran ion, protein trans membran integral yang memungkinkan zat atau molekul kecil, anorganik ion yang terlalu hidrofilik untuk menembus nonpolar yang interior dari lapisan ganda lipid. Setiap ion dapat menyebar di seluruh membran hanya pada situs tertentu.


57






Gambar : Transport Pasif Difusi Mineral


Dalam membran plasma ion yang paling banyak yaitu K+ (ion kalium) atau Cl- (ion klorida) dan ion yang sedikit yaitu Na+ (ion natrium) atau Ca2+ (ion kalsium). Difusi ion melalui saluran umumnya lebih lambat dari difusi gratis
melalui lapisan ganda lipid karena saluran menempati sebagian kecil dari total luas  permukaan  membran  daripada  lipid.  Namun,  difasilitasi  difusi  melalui saluran adalah proses yang sangat cepat yaitu lebih dari juta ion kalium dapat mengalir melalui channel ini.
Sebuah  channel  dikatakan  terjaga  keteraturannya  ketika  bagian  dari  protein saluran  bertindak  sebagai  gerbang,  berubah  bentuk  dalam  satu  cara  untuk membuka  pori  dan  cara  lain  untuk  menutupnya.  Ion-ion  akan  keluar  masuk dengan  seiringnya  terbuka  dan  tertutupnya  gerbang  tersebut,  ini  diatur  oleh


58




perubahan kimia atau listrik di dalam dan di luar sel. Ketika gerbang saluran terbuka,   ion   berdifusi   ke   dalam   atau   keluar   dari   sel,   menuruni   gradien elektrokimia.

2.   Kalsium (Ca)



Ca diabrospsi duodenum dan jejunum proksimal oleh protein pengikat Ca yang disintesis sebagagi respon terhadap kerja 1,25-dihidroksikolekalsiferol (1,25- dihidroksi vitamin D). Abrospsi dihambat oleh senyawa yang membentuk garam Ca yang tidak larut.
Kalsium diekskresi melalui ginjal bila kadarnya diatas 7 mg/100 ml. Sejumlah besar diekskresi melalui usus dan hampir semuanya hilang dalam feses.

a.   Pengaturan keseimbangan kalsium



Untuk mempertahankan kadar kalsium dalam keadaan normal, diperlukan interaksi beberapa proses antara lain :
1.   Pemasukan yang berasal dari makanan dan absorpsi saluran cerna

2.   Pengeluaran melalui ekskresi urin dan feses

3.   Keseimabnan formasi dan resorpsi tulang yang disebut sebagai dinamika tulang  (bone  turnover)  Untuk  menjamin  keseimbangan  proses-proses diatas dengan baik diperlukan pengaturan secara hormonal yaituHormon paratiroid, Vitamin D dan Kalsitonin


59




3.   Fosfat



Fosfat bebas diabsorpsi dalam jejunum bagian tengah dan masuk aliran darah  melalui  sirkulasi  portal.  Pengaturan  absorpsi  fosfat  diatur oleh 1  ,  25– dihidroksi  kolekalsiferol  (1,25-dihidroksivitamin  D).  Fosfat  ikut  dalam pengaturan derivat aktif vitamin D. Bila kadar fosfat serum rendah, pembentukan
1,25-dihidroksi  vitamin  D  dalam  tubulus  renalis  dirangsang,  sehingga  terjadi penambahan absorpsi fosfat dari usus.
Deposisi fosfat sebagai hidroksiapatit dalam tulang diatur oleh kadar hormon paratiroid. 1,25-dihidroksi vitamin D, memegang peranan yang memungkinkan hormon paratiroid melakukan mobilisasi kalsium dan fosfat dari tulang.
Ekskresi fosfat terjadi terutama dalam ginjal. 80 persen 90 persen fosfat plasma difiltrasi pada glomerulus ginjal. Jumlah fosfat yang diekskresi dalam urin menunjukkan perbedaan antara jumlah yang difiltrasi dan yang direabsorpsi oleh tubulus proximal dan tubulus distal ginjal. 1,25-Dihidroksivitamin D merangsang reabsorpsi fosfat bersama kalsium dalam tubulus proksimal. Hormon paratiroid mengurangi reabsorpsi fosfat oleh tubulus renalis sehingga mengurangi efek 1,25- Dihidroksivitamin D pada ekskresi fosfat. Bila tidak ada efek kuat hormon paratiroid, ginjal mampu memberi respon terhadap 1,25-dihidroksi vitamin D dengan pengambilan semua fosfat yang difiltrasi.


60


4.   Natrium



Natrium diabsorpsi di usus halus secara aktif (membutuhkan energi), lalu dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring kemudian dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang diatur oleh hormon aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium darah menurun.
Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal. Pengaturan eksresi ini dilakukan untuk mempertahankan homeostasis natrium, yang sangat diperlukan untuk mempertahankan  volume cairan tubuh. Pengeluaran natrium juga terjadi lewat pengeluaran keringat dan tinja dalam jumlah kecil. Kekuran natrium dari rute-rute ini dapat mengakibatkan kematian pada kasus berkeringat dan diare yang berlebihan.  Ingesti  natrium  dipengaruhi  oleh  rasa  dan  dorongan  homeostatis (selera terhadap garam) untuk mempertahankan keseimbangan natrium. Hewan mempunyai dorongan untuk memakan garam yang di picu oleh natrium plasma yang rendah.

5.   Magnesium



Kejadian metabolik dalam rumen kebanyakan ditentukan dari jumlah konsumsi magnesium.  Magnesium diabsorpsi  melalui  kombinasi transfor aktif dan transfor pasif. Proses utama normalnya adalah transport pasif dan dimulai pada membran apikal mukosa rumen, dimana uptake magnesium diarahkan oleh perbedaan potensial negatif yang berbeda. Dan dihambat oleh konsentrasi tinggi


61



potassium dalam rumen. Proses carrier-mediated memungkinkan terjadinya pertukaran ion magnesium dan hidrogen dan tidak sensitif terhadap potassium, menjadi proses dominan pada konsentrasi magnesium luminal yang tinggi. Absorpsi magnesium diselesaikan oleh proses sekunder melalui transport aktif, terletak dalam membran basolateral yang dapat disaturasi dan kontrol kealiran darah. Dalam spesies tertentu, pengaruh utama pada absorpsi magnesium adalah faktor  yang  dapat  berpengaruh  pada  kelarutan  konsentrasi  magnesium  dalam rumen dan perbedaan potensial negatif diseluruh mukosa rumen. Magnesium sulit difiltrasi di gromerulus dibanding kebanyakan makromineral, tetapi dalam jumlah yang cukup difiltrasi dan lolos dari reabsorpsi tubuler yang dikeluarkan melalui urin.

6.   Potassium



Penyerapan potassium terutama terjadi di usus halus non ruminansia oleh proses  yang  tidak  teratur.  Pada  ruminansia  penyerapan  potassium  diabsorpsi secara pasif saat memasuki rumen, selama proses ini terjadi penurunan perbedaan potensial apikal pada permukaan mukosa. Potassium memasuki aliran darah sebagian besar melalui membran basolateral dari mukosa usus.

a.   Membran Transport



Ada mekanisme yang lebih baik untuk mengangkut potassium melintasi membran dibandingkan unsur lainnya, tetapi pada dasarnya mempertahankan konsentrasi intraseluler potassium tetap tinggi. Selain itu, potassium juga sebagai pompa ATPase dan co-transporter, terdapat ATPase dari hidrogen/potassium dan


62



enam jenis saluran potassium, masing-masing mempunyai ciri khasnya masing- masing. Penyesuaian short-term untuk pasokan fluktuasi potassium dapat dibuat melalui perubahan fluks potasium kedalam sel, di bawah pengaruh insulin. Selanjutnya diperlukan untuk regulasi yang terletak  pada sitotoksitas pada level sirkulasi potassium yang tinggi.

7.   Besi (Fe)



Ketika besi diabsorbsi dari usus halus menuju ke plasma darah, besi tersebut bergabung dengan apotransferin membentuk transferin, yang selanjutnya diangkut dalam plasma darah. Besi dan apotransferin berikatan secara longgar, sehingga memungkinkan untuk melepaskan partikel besi ke sel jaringan dalam tubuh yang membutuhkan. Absorbsi besi diatur melalui besarnya cadangan besi dalam tubuh. Absorbsi  besi rendah  jika cadangan besi tinggi, sebaliknya jika cadangan besi rendah absorbsi besi ditingkatkan.
Setelah itu, besi dalam tranferin di plasma darah masuk ke dalam sumsum tulang untuk pembentukan eritrosit dan hemoglobin. Besi yang berlebih akan bergabung dengan protein apoferritin, membentuk ferritin dan disimpan dalam sistem retikuloendotelial (RE). Oleh karena apoferritin mempunyai berat molekul besar, 460.000, ferritin bisa mengikat sejumlah besar besi. Besi yang disimpan sebagai ferritin disebut besi cadangan. Ditempat penyimpanan, terdapat besi yang disimpan dalam jumlah yang sedikit dan bersifat tidak larut, yang disebut hemosiderin.


63



Bila jumlah besi dalam plasma sangat rendah, besi yang terdapat dipenyimpanan ferritin dilepaskan dengan mudah ke dalam plasma, dan diangkut dalam bentuk transferin dan kembali ke sumsum tulang untuk dibentuk eritrosit. Bila umur eritrosit sudah habis dan sel dihancurkan, maka hemoglobin yang dilepaskan dari sel akan dicerna oleh sistem makrofag-monosit. Disini terjadi pelepasan besi bebas, dan disimpan terutama di tempat penyimpanan  ferritin yang akan digunakan untuk kebutuhan pembentukan hemoglobin baru.

8.   Zink



Seperti halya besi, zink diabsorpsi relatif sedikit. Dari konsumsi zink 4-14 mg/hari, hanya 10-40 %-nya yang diabsorpsi. Absorpsi menurun dengan adanya agen pengikat atau kelat sehingga mineral tersebut tidak terserap. Zink berikatan dengan ligan yang mengandung sulfur, nitrogen atau oksigen. Zink membentuk kompleks dengan fosfat (PO4), klorida (Cl-) dan karbonat (HCO3). Buffer N-2-
hydroxyethyl-pysera-zine-N-2-ethanesulfonic    acid    (HEPES)    berefek    kecil

terhadap ikatan zink dengan ligan tersebut. Zink dapat berikatan dengan ligan tersebut dan diekskresikan melalui feces. Pada sistem pencernaan, mineral dicerna di usus halus.


64


9.   Tembaga



Unsur tembaga yang terdapat dalam makanan melalui saluran pencernaan diserap dan diangkut melalui darah. Segera setelah masuk peredaran darah, unsur tembaga akan berikatan dengan protein albumin. Kemudian diantarkan dan dilepaskan kepada jaringan-jaringan hati dan ginjal lalu berikatan dengan protein membentuk enzim-enzim, terutama enzim seruloplasmin yang mengandung 90
94% tembaga dari total kandungan tembaga dalam tubuh. Ekskresi utama unsur ini ialah melalui empedu, sedikit bersama air seni dan dalam jumlah yang relatif kecil bersama keringat dan air susu. Jika terjadi gangguan-gangguan pada rute pembuangan empedu, unsur ini akan diekskresi bersama air seni.

10. Selenium

Metabolisme selenium

Pemecahan antara absorbsi selenium dan ketersediaan selenium mengakibatkan perbedaan besar dalam post-absorbsi metabolism antara selenomethionin  dan  sumber  lain.  Hal  ini  menimbulkan  efek  pada  retensi selenium, ekskresi dan transfer pada plasenta dan mammary.
Jalur terpisah

Selenomethionin memeasuki penyimpanan methionine dan proporsi variable menjadi dimana methionine lebih dibutuhkan dibanding selenium, tetapi konversi parsial menjadi selenocystine (seCys) melalui lyase dan adenosilmethionine mungkin terjadi. seCy dapat dimasukkan ke selenoprotein P dalam hati dan dibawa ke plasma, dimana diambil dan dimasukkan kedalam salah


65




satu dari banyak fungsional selenophospatsintase dalam jaringan. Selenite dan selenate direduksi menjadi selenide dan dimasukkan ke dalam seleno protein P. dosis oral dan parenteral dari 75 selenomethionine sama- sama di metabolisme setelah melalui hati, clearance aliran darah sangat lambat (paruh waktu dalam plasma 12 hari). Sebagian besar disimpan dalam otot  dan selenium dipertahankan dalam hati dan ginjal yang berikatan dengan protein. Sebaliknya, clearance selenocytine atau selenium anorganik terlalu cepat. Masuknya seleniumcytin ke dalam eritrosit cytosolic glutasi peroksidasi(GPX) terjadi pada eritropoiesis dan terjadi lag sebelum hasil GPX dilepaskan pada aliran darah. Selenomethionin, disisi lain dapat dimasukkan kedalam eritrosit sebagai methionin dalam hemoglobin. Beberapa transfer selenium dari selenomethionin ke selenocystine terjadi selama transsilverasi atau transaminasi kecuali dan sampai hal tersebut terjadi, selenomethionin (bukan selenocystine) dipengaruhi oleh pasokan dan kebutuhan methionin. Jika konsumsi kekurangan methionin, suplementasi selenomethionin dengan selenomethionin dapat meningkatkan selenium dalam jaringan selama penurunan aktivitasi GPX pada saat kebutuhan methionin tinggi seperti pada awal laktasi dan masa penyapihan. Pada ruminansia, metabolism selenium  akan  berlangsung dipengaruhi  oleh pengurangan  sulfur dan  pasokan nitrogen dan faktor lain yang mempengaruhi sintesis mikroba pada rumen.



No comments:

Post a Comment