PSIKOLOGI KLINIS - Mading UNSA

Mading UNSA

Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Breaking

Home Top Ad

Saturday, June 22, 2019

PSIKOLOGI KLINIS

A.    Definisi dan Ruang Lingkup Psikologi Klinis
Psikologi klinis adalah cabang psikologi yang berfokus pada penanganan, penganalisisan, dan diagnosa penyakit-penyakit jiwa. Psikologi Klinis merupakan bidang yang membahas kajian, diagnosis dan penyembuhan (treatment) masalah-masalah psikologis, gangguan (disorder) atau tingkah laku abnormal (Phares : 1992). Dalam American Psychological Association (1935), Psikologi klinis merupakan psikologi terapan untuk menentukan kapasitas dan karakteristik tingkah laku individu dengan menggunakan metode pengukuran assessment, analisa dan observasi serta uji fisik dan riwayat sosial agar dapat diperoleh saran dan rekomendasi untuk membantu penyesuaian diri individu secara tepat. Psikologi klinis merupakan integrasi dari sains, teori, dan pengetahuan klinis.
Psikologi Klinis dapat diartikan secara sempit maupun luas, yaitu mempelajari orang-orang abnormal dengan menggunakan assessment sebagai bagian integral yang biasa digunakan, membahas kesulitan-kesulitan maupun rintangan emosional pada manusia tanpa memandang normal atau abnormal serta melihat gejala yang dapat memungkinkan mengurangi kebahagiaan manusia. Psikologi Klinis menggunakan konsep-konsep psikologi abnormal, psikologi perkembangan, psikopatologi dan psikologi kepribadian, serta prinsip-prinsip dalam asesmen dan intervensi, untuk dapat memahami dan memberi bantuan bagi mereka yang mengalami masalah-masalah psikologis. Permasalahan psikologis yang ditangani oleh psikologi klinis meliputi banyak hal, mulai dari Kelainan emosi jangka pendek, seperti konflik keluarga, hingga kelainan mental yang sangat parah, seperti schizophrenia.
Psikologi klinis adalah suatu bagian dalam ilmu Psikologi yang kegiatannya melakukan penelitian terhadap perilaku manusia, menerapkan hasil penelitian tersebut dan melakukan assessment. Psikologi klinis menggunakan konsep-konsep psikologi abnormal, psikologi perkembangan, psikopatologi dan psikologi kepribadian serta prinsip-prinsip dalam assesment dan intervensi untuk dapat memahami masalah-masalah psikologis, gangguan penyesuaian diri dan tingkah laku abnormal.

B.     Karakteristik Psikologi Klinis:
1.      Merupakan bagian psikologi yang tertarik pada perilaku dan proses mental, khususnya manusia.
2.      Melakukan penelitian mengenai perilaku dan proses mental.
3.      Terlibat dalam assessment, dianalisis dan ditafsirkan (kesimpulan).
4.      Psikologi klinis menolong orang yang masalah atau kesulitan psikologis.
C.    Clinical Attitude
1.      Psikologi klinis berusaha memahami manusia dan menolong individu yang mengalami masalah & tekanan psikologis.
2.      Seorang klinisi tidak berhenti pada hasil-hasil penelitian mengenai perilaku dan proses mental, tetapi juga berusaha menerapkan hasil penelitian dan mengupayakan assessment individual untuk memahami, menolong, dan mnyembuhkan individu tertentu yang mengalami tekanan.

D.    Sejarah Psikologi Klinis
Ditelisik dari sisi sejarah, psikologi klinis ditemukan oleh pria berkebangsaan Amerika,Lightner Witmer. Dia merupakan alumni Universitas Pensylvana tahun 1988. Witmer bekerja di program doktoral bidang psikologi bersama Wilhem Wundt di Leipzig. Setelah menyelesaikan program doktoralnya, dia langsung ditunjuk sebagai direktur laboratorium psikologi Universitas Leipzig.
Dimulai ketika ada seorang guru sekolah bernama Margareth Maguire yang meminta Witmer untuk membantu salah seorang muridnya Charles Gilman yang didiagnosa mengalami kesulitan dalam mengeja. Witmer kemudian menerima tawaran tersebut. Tak disangka, hal ini menghantarkan dia sebagai psikolog klinis pertama, dan pada saat yang sama, ia memulai usaha untuk mendirikan klinik psikologi pertama di dunia.
Pendekatan yang pertama kali dilakukan oleh Witmer adalah dengan assesmen (menilai) masalah Charles disusul menyusun rangkaian pengobatan yang tepat. Penilaian psikologis menunjukkan bahwa Charles mengalami kerusakan visual, baik dalam hal membaca dan masalah mengingat. Hal tersebut diberi istilah oleh Witmer dengan "amnesia verbal-visual, atau sekarang disebut disleksia. Witmer menggunakan tutorial yang intensif guna membantu si anak dalam mengenal kata tanpa terlebih dahulu mengejanya. Cara ini berhasil sehingga Charles bisa kembali normal membaca.
Tidak semua yang dilakukan oleh Witmer berpengaruh secara merata, artinya bisa diterapkan di segala umur, akan tetapi ada beberapa aspek klinis terbarunya yang diperuntukkan untuk pekerjaan klinis berikutnya:
1.      Kebanyakan kliennya adalah anak-anak, perkembangan natural sejak Witmer menawarkan kursus tentang psikologi anak, telah mempublikasikan karyanya di jurnal pediatris, dan telah menarik minat guru yang memperhatikan masalah siswa mereka.
2.      Rekomendasinya guna membantu para klien didasari oleh asesmen diagnostik
3.      Dia tidak bekerja sendiri, akan tetapi dengan pendekatan tim yang merekrut anggotanya dari berbagai profesi, saling berkonsultasi dan berkolaborasi dalam kasus-kasus tertentu.
4.      Ada penekanan yang jelas pada pencegahan masalah mendatang melalui diagnosa dan pengobatan awal.
5.      Dia menekankan bahwa psikologi klinis harus dibangun di atas prinsip yang ditemukan atas dasar psikologi ilmiah.
Pada tahun 1897, ada klinik baru yang menawarkan kursus 4 pekan pada musim panas. Kursus ini menawarkan presentasi kasus, instruksi tes diagnosa, dan teknik demonstrasi pengobatan. Pada tahun 1900, sebanyak 3 anak per hari diberikan oleh staf klinis. Selama tahun akademik 1904-1905, Universitas Pensylvnia menawarkan program psikologi klinis di bawah pengawasan Witmer.
Akan tetapi, pengaruh klinik Witmer, sekolah, jurnal, dan pelatihan-pelatihan menjadi terbatas. Witmer merasa bahwa psikologi klinis berputar-putar saja, stagnan. Akan tetapi Witmer memiliki sedikit hal yang telah dilakukannya dan kemudian mengendalikannya. Itu semua disebabkan karena ia mengabaikan perkembangan-perkembangan yang akan terjadi di kemudian hari. Sebagai contoh, Witmer mengabaikan tes intelijensi Binet dan Skala Binet-Simon ketika keduanya diperkenalkan di Amerika Serikat. Seperti tes Binet terdahulu, instrumen ini dirancang untuk mengukur proses mental yang rumit, bukan untuk mengukur mental biasa yang dilakukan oleh Witmer. Walaupun Binet mengingatkan bahwa alatnya tidak menyediakan pengukuran objektif keseluruhan intelijensi, tetapi tes Binet-Simon ini mencuri perhatian banyak kalangan.
Henry H. Goddard dari Vineland (New Jersey) Training School pernah mendengar hal itu ketika dia berada di Eropa pada tahun 1908 dan membawa skala Binet-Simon ke U.S untuk melakukan asesmen kecerdasan anak yang menderita "feeble minded" di klinik yang telah ia bangun dua tahun sebelumnya. Popularitas translasi Goddard terhadap skala Binet-Simon dan revisi atas Lewis Terman pada tahun 1916 tumbuh begitu cepat di Amerika Serikat sehingga melampaui popularitas tes-tes intelijensi lain, termasuk alat tes Witmer. Skala Binet menyediakan fokusnya pada fungsi asesmen psikologi klinis yang sudah tidak lagi diurus sampai tahun 1910.
Selain itu, Witmer juga mengabaikan asesmen klinis orang dewasa, layanan yang digunakan ahli klinis lain guna memberikan pertolongan kepada para psikiater untuk mendiagnosa dan merencanakan perawatan kerusakan dan masalah lainnya. Malah, pengujian psikologis mental pada pasien di beberapa rumah sakit menjadi hal yang rutin dilakukan pada tahun 1907. Asesmen serupa dilakukan di penjara untuk membantu anggota agar bisa mengidentifikasikan narapidana yang terganggu mentalnya atau merencanakan program rehabilitasi.
Pada akhirnya Witmer tidak bergabung dengan ahli klinis lain dalam praktek psikoterapi atau dalam mengadopsi pendekatan Freudian dalam menangani kasus gangguan. Pendekatan Freud menjadi terkenal di kalangan psikologi melalui perkumpulan psikiater di rumah sakit jiwa serta melalui klinik bimbingan anak yang secara rutin mempekerjakan para psikolog. Pergerakan bimbingan anak di AS distimulasi oleh komite nasional tentang kesehatan mental, sebuah kelompok yang didirikan oleh mantan pasien jiwa, Clifford James, dan didukung oleh William James, psikolog Harvard, dan Adolf Meyer, psikolog kota yang paling menonjol. Dengan sokongan dana dari dermawan Henry Phips, komite tersebut bekerja demi memperbaiki perawatan penyakit mental dan untuk mencegah gangguan psikologis.
Klinik bimbingan pertama ditemukan di Chicago pada 1909 oleh seorang psikiater bernamaWilliam Healy. Dia mempunyai banyak kesamaan dengan Witmer. Hanya saja dia lebih fokus pada kasus-kasus perilaku menyimpang anak-anak yang disebabkan oleh otoritas sekolah, polisi atau pengadilan. Klinik Healy berlandaskan pada asumsi bahwa pelanggaran yang dilakukan anak kecil yang menderita penyakit mental yang harus ditangani sebelum hal tersebut menimbulakan masalah yang lebih serius. Kedua, pendekatan yang diambil oleh staf di klinik psikologi Healy di Chicago sangat dipengaruhi oleh teori psikodinamik Freud.
Pendekatan dinamik ini menerima dorongan yang kuat ketika pada tahun yang sama Healy membuka klinik, G. Stanley Hall, seorang psikolog, mengatur waktu Freud dan dua pengikutnya, Carl Jung dan Sandor Ferenczi, untuk mendiskusikan perayaan tahunan universitas Clark di Worcester, Massachusetts. Acara dan materi yang digabungkan ini menjual psikoanalisis kepada psikolog Amerika (meskipun bukan pada Witmer, yang saat itu tidak hadir: Routh, 1996).
Kiblat psikolog menjadi berubah ke arah model Healy mengenai masalah psikologi klinis dan klinik bimbingan anak. Fakta ini sejalan dengan menyebarnya penggunaan tes intelijensi Binet, meninggalkan Witmer dengan background psikologi klinisnya. Tentu saja dia masih aktif, akan tetpi dia lebih fokus pada fungsi dan klien yang sudah lebih dulu ada, bergabung dengan psikologi sekolah, konseling kejuruan, terapi bicara, dan perbaikan pendidikan dengan menggunakan psikologi klinis.
E.     Psikologi Klinis di Tengah Perang Dunia II
Ketika Amerika memasuki PD I, militer dalam jumlah besar direkrut dan harus diklasifikasikan menjadi orang yang punya intelektual dan orang yang stabil psikologisnya. Tidak ada teknik yang digunakan untuk melakukan hal ini. Kemudian pihak militer meminta Robert Yerkes (yang kemudian menjadi presiden APA) untuk memimpin komite psikolog eksperimental yang berorientasi pada asesmen yang mengembankan pengukuran yang tepat. Untuk mengukur kemampuan mental, komite tersebut mengeluarkan tes intelejensi Army Alpha dan Army Betha, dan untuk membantu mendeteksi gangguan perilaku. Selain itu, ini juga merekomendasikan penemuan Psychoneurotic Robert Woodworth's. Pada tahun 1918, para psikolog telah mengevaluasi hampir 2 juta orang.
Ahli klinis menggunakan variasi yang lebih luas mengenai tes intelijensi untuk anak dan dewasa dan menambah pengukuran baru tentang kepribadian, minat, kemampuan khusus, emosi, dan perilaku. Mereka mengembangkan alat tes sendiri, sambil mengadopsi dari alat tes lain yang diambil dari psikiater Eropa yang orientasinya psikoanalisis. Beberapa tes yang familiar pada masa ini adalah Jung's Association Test (1919), Roschach Inkblot Test (1921), the Miller Analogies Test(1926), the Goodenough Draw-A-Man Test (1926), the Strong Vocationl Interest Test (1927), the Thematic Apperception Test (TAT) (1935), the Bender-Gestalt Test (1938), dan the Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (1939).
Pada tahun 1930, terdapat sekitar 50 klinik psikologi dan sedikitnya sekitar 12 klinik bimbingan anak di AS. Psikolog klinis dalam seting ini menyadari bahwa mereka sedang berurusan dengan dunia pendidikan, bukan dengan masalah psikiatris. Akan tetapi, perbedaan ini tumbuh lamban, secara perlahan, ahli klinis menambah fungsi perawatan pada asesmen mereka, training-training, dan alat-alat penelitian.
Pada 1930-an akhir, psikologi klinis tidak hanya dikenal sebagai profesi. Pada permulaan PD II, masih tidak terdapat program training untuk ahli klinis, hanya sedikit sekali yang menyelenggarakan program doktoral, M.A dan paling banyak pada program B.A. Untuk mendapatkan pekerjaan sebagai psikolog klinis, dibutuhkan beberapa keahlian tentang tes, psikologi abnormal, perkembangan anak, dan juga tertarik dengan orang banyak. Departemen-departemen psikologi Universitas enggan untuk mengembangkan program pascasarjana dalam psikologi klinis karena fakultas mereka mempertanyakan penerapan psikologi dan mereka khawatir dengan biaya pelatihan klinis yang cukup mahal.
Seluruh materi pokok psikologi klinis modern telah diadakan. Enam fungsinya – asesment, treatment, research, teaching, consultation, dan administrasi – sudah bermunculan. Psikologi klinis telah berkembang melalui klinik-klinik aslinya serta melalui rumah sakit, penjara dan setting-setting lainnya. Parktisinya pun pada saat itu bekerja dengan anak-anak dan orang dewasa.

Pasca Perang Dunia
Pasca perang dunia II pengenalan hukum psikologi klinis sebagai profesi tumbuh dengan baik. Pada masa pasca perang, hukum menyediakan lisensi atau sertifikasi bagi para ahli klinis yang punya kualifikasi tinggi, dan APA membuat grup sertifikat mandiri untuk mengidentifikasi individu yang telah mencicipi banyak pengalaman dan mengusai banyak keahlian.
Penelitian klinis juga meluas setelah PD II dan menghasilkan banyak kesimpulan negatif pada ketidakmanfaatan tes kepribadian, nilai keputusan diagnostik dibandingkan dengan keputusan yang statistik, dan efektifitas psikoterapi tradisional. Penelitian ini membuat ketidakpuasan terhadap metode standar penilaian klinis dan ini termotivasi oleh perkembangan pendekatan-pendekatan baru untuk merawat, termasuk pendekatan humanistik dan behavioral.
Pada tahun 1980, hampir seluruh yng berkaitan dengan psikologi klinis sebelum PD II telah berubah. Psikolog klinis sebelum PD merupakan ahli diagnosa yang kliennya adalah anak-anak. Setelah 1945, fungsi, setting, dan klien dari psikologi klinis berubah drastis. Sekarang, ahli klinis bisa menikmati jangkauan yang lebih luas tentang pendekatan teori dan alat-alat praktek untuk melakukan asesemen dan untuk merubah prilaku manusia.

Psikologi Klinis pada abad -21
Perjalan sejarah psikologi klinis mengalami kemajuan pesat selama lebih dari 100 tahun, akan tetapi baik perkembangannya maupun pengujiannya belum sempurna. Ketika memasuki abad 21, psikologi klinis banyak menemui hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Termasuk cara melatih siswa, layanan yang disediakan ahli klinis, seting yang digunakan, cara pembayaran, dan teori yang membimbing mereka serta perawatan gangguan psikologis.
F.     Perkembangan Psikologi Klinis
Perkembangan Psikologi Klinis dapat dibagi kedalam beberapa periode. Periode ini mulai dari awal munculnya, hingga sekarang, perkembangan psikologi sangat pesat. Dibawah ini, kita akan mengklasifikasikan periode ini secara singkat, kemudian mendeskripsikan sejarahnya secara umum.
1.      Periode I (Tahun-tahun awal)
a.       Psikologi sebagai ilmu peengetahuan di abad XIX
b.      Pendirian laboratotium pertama di Lepzig tahun 1879
c.       Pengukuran dan statistic karakteristik manusia oleh Francis Galton di Inggris.
d.      Sigmund Freud berpraktek di ina dan menerbitkan “the interpretation of dreams
e.       Lightmer Witmer menggunakan istilah “Psikologi Klinis” untuk pertama kalinya mendirikan klinis psikologi dan jurnal psikologi pertama.
f.       Awal abad ke-20 merupakan periode reformasi yang menggairahkan bagi idee, rencana, an alat-alat baru dalam bidang psikologi.
g.      Antara tahun 1900 – 1920 banyak ditemukan alat pengukuran karakteristik baru, terutama tes intelegensi, missal: Tes Binet, Tes Army Alpha, dll.
2.      Periode II (Waktu Konsolidasi)
a.       Masa antara perang dunia menumbuhkan kemajuan dalam bidang psikologi dan perkembangan pada standar pelayanan.
b.      Pada masa praktek lebih focus pada masalah anak dan pengembangan teori pada orang dewasa.
c.       Selama dan setelah perang dunia kedua, psikologi di Amerika sangat terlibat dalam pekerjaan di rumah sakit bersama personal dan veteran militer.
d.      Tahun 1930, kelompok psikolog terapan mendirikan layanan konseling di kampus.
e.       Para psikolog menemukan berbagai teknik assessment, antala lai MMPI, TAT, dan SVIB.

3.      Periode III (Pertumbuhan Pesat)
a.       Dua hingga tiga decade setelah PD II, psikolog klinis menjadi profesi yang mandiri.
b.      Sudah menetapkan standar, misalnya tahun 1952, APA menerbitkan DSM I (Diagnostic and statistic manual of mental disorder), dinegara lain ICD (International classification of disorder).
c.       1950 – 1960 Psikoterapi menjadi kegiatan yang penting dan lebih menarik ketimbang assessment.
d.      Perubahan dalam pola latihan, pendidikan, dan standar etik bagi psikologi klinis.
4.      Periode IV (Perkembangan yang campur aduk)
a.       Muncul kebutuhan akan ksehatan mental orang Amerika dan menjadikannya sebagai masalah nasional peluang meluas bagi psikolog klinis dan pekerja kesehatan mental lainnya.
b.      Sebagian psikolog berkomitmen pada isu penanganan yang tidak semata-mata individual, missal isu, kesehatan masyarakat dan pencegahan muncul bidang khusus Psikologi komunitas.
c.       Tahun 1970, psikologi klinis diakui perusahan asuransi kesehatan sebagai penyedia layanan kesehatan independen.
d.      Perubahan dalam jalur dan gelar pendidikan psikologi klinis.
5.      Periode V (Perkmbangan mutakhir & masa depan)
a.       Berkembang kajian lintas disiplin psikologi klinis dengan disiplin ilmu lain, seperti kedokteran.
b.      Teori dan riset terus berkembang pesat, antara lain neuroimaging, penelitian untuk memetakan karakteristik genetic manusia (human genetic project).
c.       Berbagai kemungkinan muncul antara lain penggunaan tes dan interpretasi tes dengan system komputerisasi, konsultasi psikologi di internet.
Profesi dalam Psikologi Klinis
a.       Psikolog
b.      Psikiater
c.       Konsultan
d.      Pengajaran
e.       Terapis
f.       Eksekutif
Dalam dunia kerja tidak dipungkiri bahwa psikologi klinis memiliki lahan pekerjaan sesuai dengan pernanan keahliannya dan fungsi penggunaannya. Psikologi klinis memiliki peranan dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal. Singkatnya, psikologi klinis memberikan bantuan pada manusia yang mengalami masalah psikologis. Tugas utama psikologi klinis adalah menggunakan tes yang merupakan bagian integral suatu pemeriksaan klinis yang biasanya dilakukan di rumah sakit.

G.    Psikologi Klinis dalam dunia Kerja
a.       Assessment
Pengumpulan informasi (observasi, wawancara, dan Tes secara [Subyektif dan Obyektif]) mengenai perilaku individu, perilaku, masalah, karakteristik unik, kemampuan, dan keberfungsian intelektual --- untuk diagnosis, bimbingan karir, seleksi, dll.
b.      Intervensi / Treatment
Penanganan yang dirancang untuk menolong orang yang bermasalah agar lebih mampu memahami dan menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. (Konseling dan Psikoterapi)
c.       Research
Psikologi klinis berorientasi pada penelitian, melalui pelatihan dan kbiasaan. Biasanya melibatkan juga profesi lain.
d.      Teaching
Menjadi staf pengajar, memberikan sminar, kursus, bimbingan dan lain-lain.
e.       Consultation
Memberikan nasihat/bimbingan bagi organisasi mengenai berbagai masalah --- mengkombinasikan aspek pengajaran, penelitian, assessment, dan penyembuhan.
f.       Administration
Keterlibatan dalam manajemen/kegiatan harian organisasi, karena kepekaan, keterampilan interpersonal, keahlian dalam penelitian, dan kemampuan organisasionalnya.

Bidang-bidang Terkait
a.       Psikopatologi: Ilmu yang mempelajari proses terjadinya patologi atau kelainan dari proses kejiwaan.
b.      Psikologi Medis: penjabaran dari psikologi umum dan psikologi kepribadian untuk ilmu kedokteran.
c.       Psikologi abnormal: ilmu yang mempelajari perilaku abnormal atau gangguan psikologis dan klasifikasi berbagai jenis gangguan.
d.      Kesehatan mental: Ilmu yang mempelajari upaya mencegah munculnya gangguan mental.


Sumber:
Kendall, P & Norton-Ford. J. 1982. Clinical Psychology, Scientific and Professions. New York, John Willey & Sons
Korchin, S J. 1976. Modern Clinical Psychology, Principles of Intervention in the Clinic and Community. New York : Basic Books Inc.
Trull, T J. & Phares E J. 2001. Clinical Psychology. Concepts, Method, and Profession. Stamfort; Thomson Learning.
Slamet, S. I. S. & Markam, S. 2005. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta : Universitas Indonesia.


No comments:

Post a Comment