A. Definisi dan Ruang Lingkup Psikologi Klinis
Psikologi klinis adalah
cabang psikologi yang
berfokus pada penanganan, penganalisisan, dan diagnosa penyakit-penyakit jiwa. Psikologi
Klinis merupakan bidang yang membahas kajian, diagnosis dan penyembuhan (treatment) masalah-masalah
psikologis, gangguan (disorder) atau
tingkah laku abnormal (Phares : 1992). Dalam American Psychological
Association (1935), Psikologi klinis merupakan psikologi terapan untuk
menentukan kapasitas dan karakteristik tingkah laku individu dengan menggunakan
metode pengukuran assessment, analisa dan observasi serta uji fisik dan riwayat
sosial agar dapat diperoleh saran dan rekomendasi untuk membantu penyesuaian
diri individu secara tepat. Psikologi klinis merupakan integrasi dari sains,
teori, dan pengetahuan klinis.
Psikologi Klinis dapat diartikan secara
sempit maupun luas, yaitu mempelajari orang-orang abnormal dengan
menggunakan assessment sebagai bagian integral yang biasa digunakan,
membahas kesulitan-kesulitan maupun rintangan emosional pada manusia tanpa
memandang normal atau abnormal serta melihat gejala yang dapat memungkinkan
mengurangi kebahagiaan manusia. Psikologi Klinis menggunakan konsep-konsep
psikologi abnormal, psikologi perkembangan, psikopatologi dan psikologi
kepribadian, serta prinsip-prinsip dalam asesmen dan intervensi, untuk dapat
memahami dan memberi bantuan bagi mereka yang mengalami masalah-masalah
psikologis. Permasalahan psikologis yang ditangani oleh psikologi klinis
meliputi banyak hal, mulai dari Kelainan emosi jangka pendek,
seperti konflik keluarga, hingga kelainan mental yang
sangat parah, seperti schizophrenia.
Psikologi klinis adalah suatu bagian
dalam ilmu Psikologi yang kegiatannya melakukan penelitian terhadap perilaku manusia,
menerapkan hasil penelitian tersebut dan melakukan assessment. Psikologi klinis
menggunakan konsep-konsep psikologi abnormal, psikologi perkembangan,
psikopatologi dan psikologi kepribadian serta prinsip-prinsip dalam assesment
dan intervensi untuk dapat memahami masalah-masalah psikologis, gangguan
penyesuaian diri dan tingkah laku abnormal.
B.
Karakteristik
Psikologi Klinis:
1.
Merupakan
bagian psikologi yang tertarik pada perilaku dan proses mental, khususnya
manusia.
2.
Melakukan
penelitian mengenai perilaku dan proses mental.
3.
Terlibat
dalam assessment, dianalisis dan ditafsirkan (kesimpulan).
4.
Psikologi
klinis menolong orang yang masalah atau kesulitan psikologis.
C.
Clinical
Attitude
1.
Psikologi
klinis berusaha memahami manusia dan menolong individu yang mengalami masalah
& tekanan psikologis.
2.
Seorang
klinisi tidak berhenti pada hasil-hasil penelitian mengenai perilaku dan proses
mental, tetapi juga berusaha menerapkan hasil penelitian dan mengupayakan
assessment individual untuk memahami, menolong, dan mnyembuhkan individu
tertentu yang mengalami tekanan.
D. Sejarah Psikologi Klinis
Ditelisik dari sisi sejarah, psikologi
klinis ditemukan oleh pria berkebangsaan Amerika,Lightner Witmer.
Dia merupakan alumni Universitas Pensylvana tahun 1988. Witmer bekerja di
program doktoral bidang psikologi bersama Wilhem Wundt di Leipzig. Setelah
menyelesaikan program doktoralnya, dia langsung ditunjuk sebagai direktur
laboratorium psikologi Universitas Leipzig.
Dimulai ketika ada seorang guru sekolah
bernama Margareth Maguire yang meminta Witmer untuk membantu salah seorang
muridnya Charles Gilman yang didiagnosa mengalami
kesulitan dalam mengeja. Witmer kemudian menerima tawaran tersebut. Tak disangka, hal ini
menghantarkan dia sebagai psikolog klinis pertama, dan pada saat yang sama, ia
memulai usaha untuk mendirikan klinik psikologi pertama di dunia.
Pendekatan yang pertama kali dilakukan
oleh Witmer adalah dengan assesmen (menilai) masalah Charles disusul menyusun
rangkaian pengobatan yang tepat. Penilaian psikologis menunjukkan bahwa Charles
mengalami kerusakan visual, baik dalam hal membaca dan masalah mengingat. Hal
tersebut diberi istilah oleh Witmer dengan "amnesia verbal-visual, atau
sekarang disebut disleksia. Witmer menggunakan tutorial yang intensif guna
membantu si anak dalam mengenal kata tanpa terlebih dahulu mengejanya. Cara ini
berhasil sehingga Charles bisa kembali normal membaca.
Tidak semua yang dilakukan oleh Witmer
berpengaruh secara merata, artinya bisa diterapkan di segala umur, akan tetapi
ada beberapa aspek klinis terbarunya yang diperuntukkan untuk pekerjaan klinis
berikutnya:
1.
Kebanyakan
kliennya adalah anak-anak, perkembangan natural sejak Witmer menawarkan kursus
tentang psikologi anak, telah mempublikasikan karyanya di jurnal pediatris, dan
telah menarik minat guru yang memperhatikan masalah siswa mereka.
2.
Rekomendasinya
guna membantu para klien didasari oleh asesmen diagnostik
3.
Dia tidak
bekerja sendiri, akan tetapi dengan pendekatan tim yang merekrut anggotanya
dari berbagai profesi, saling berkonsultasi dan berkolaborasi dalam kasus-kasus
tertentu.
4.
Ada penekanan
yang jelas pada pencegahan masalah mendatang melalui diagnosa dan pengobatan
awal.
5.
Dia menekankan
bahwa psikologi klinis harus dibangun di atas prinsip yang ditemukan atas dasar
psikologi ilmiah.
Pada tahun 1897, ada klinik baru yang menawarkan kursus 4
pekan pada musim panas. Kursus ini menawarkan presentasi kasus, instruksi tes
diagnosa, dan teknik demonstrasi pengobatan. Pada tahun 1900, sebanyak 3 anak
per hari diberikan oleh staf klinis. Selama tahun akademik 1904-1905,
Universitas Pensylvnia menawarkan program psikologi klinis di bawah pengawasan Witmer.
Akan tetapi, pengaruh klinik Witmer, sekolah, jurnal, dan
pelatihan-pelatihan menjadi terbatas. Witmer merasa bahwa psikologi klinis
berputar-putar saja, stagnan. Akan tetapi Witmer memiliki sedikit hal yang
telah dilakukannya dan kemudian mengendalikannya. Itu semua disebabkan karena
ia mengabaikan perkembangan-perkembangan yang akan terjadi di kemudian hari.
Sebagai contoh, Witmer mengabaikan tes intelijensi Binet dan Skala Binet-Simon
ketika keduanya diperkenalkan di Amerika Serikat. Seperti tes Binet terdahulu,
instrumen ini dirancang untuk mengukur proses mental yang rumit, bukan untuk
mengukur mental biasa yang dilakukan oleh Witmer. Walaupun Binet mengingatkan
bahwa alatnya tidak menyediakan pengukuran objektif keseluruhan intelijensi,
tetapi tes Binet-Simon ini mencuri perhatian banyak kalangan.
Henry H. Goddard dari Vineland (New Jersey) Training
School pernah mendengar hal itu ketika dia berada di Eropa pada tahun 1908 dan
membawa skala Binet-Simon ke U.S untuk melakukan asesmen kecerdasan anak yang
menderita "feeble minded" di klinik yang telah ia bangun dua tahun
sebelumnya. Popularitas translasi Goddard terhadap skala Binet-Simon dan revisi
atas Lewis Terman pada tahun 1916 tumbuh begitu cepat di Amerika Serikat
sehingga melampaui popularitas tes-tes intelijensi lain, termasuk alat tes
Witmer. Skala Binet menyediakan fokusnya pada fungsi asesmen psikologi klinis
yang sudah tidak lagi diurus sampai tahun 1910.
Selain itu, Witmer juga mengabaikan asesmen klinis orang
dewasa, layanan yang digunakan ahli klinis lain guna memberikan pertolongan
kepada para psikiater untuk mendiagnosa dan merencanakan perawatan kerusakan
dan masalah lainnya. Malah, pengujian psikologis mental pada pasien di beberapa
rumah sakit menjadi hal yang rutin dilakukan pada tahun 1907. Asesmen serupa
dilakukan di penjara untuk membantu anggota agar bisa mengidentifikasikan narapidana
yang terganggu mentalnya atau merencanakan program rehabilitasi.
Pada akhirnya Witmer tidak bergabung dengan ahli klinis
lain dalam praktek psikoterapi atau dalam mengadopsi pendekatan Freudian dalam
menangani kasus gangguan. Pendekatan Freud menjadi terkenal di kalangan
psikologi melalui perkumpulan psikiater di rumah sakit jiwa serta melalui
klinik bimbingan anak yang secara rutin mempekerjakan para psikolog. Pergerakan
bimbingan anak di AS distimulasi oleh komite nasional tentang kesehatan mental,
sebuah kelompok yang didirikan oleh mantan pasien jiwa, Clifford James, dan
didukung oleh William James, psikolog Harvard, dan Adolf Meyer, psikolog kota
yang paling menonjol. Dengan sokongan dana dari dermawan Henry Phips, komite
tersebut bekerja demi memperbaiki perawatan penyakit mental dan untuk mencegah
gangguan psikologis.
Klinik bimbingan pertama ditemukan
di Chicago pada 1909 oleh seorang psikiater bernamaWilliam Healy.
Dia mempunyai banyak kesamaan dengan Witmer. Hanya saja dia lebih fokus pada
kasus-kasus perilaku menyimpang anak-anak yang disebabkan oleh otoritas
sekolah, polisi atau pengadilan. Klinik Healy berlandaskan pada asumsi bahwa
pelanggaran yang dilakukan anak kecil yang menderita penyakit mental yang harus
ditangani sebelum hal tersebut menimbulakan masalah yang lebih serius. Kedua,
pendekatan yang diambil oleh staf di klinik psikologi Healy di Chicago sangat dipengaruhi oleh teori psikodinamik Freud.
Pendekatan dinamik ini menerima dorongan yang kuat ketika
pada tahun yang sama Healy membuka klinik, G. Stanley Hall, seorang psikolog,
mengatur waktu Freud dan dua pengikutnya, Carl Jung dan Sandor Ferenczi, untuk
mendiskusikan perayaan tahunan universitas Clark di Worcester, Massachusetts.
Acara dan materi yang digabungkan ini menjual psikoanalisis kepada psikolog
Amerika (meskipun bukan pada Witmer, yang saat itu tidak hadir: Routh, 1996).
Kiblat psikolog menjadi berubah ke arah model Healy
mengenai masalah psikologi klinis dan klinik bimbingan anak. Fakta ini sejalan
dengan menyebarnya penggunaan tes intelijensi Binet, meninggalkan Witmer dengan
background psikologi klinisnya. Tentu saja dia masih aktif, akan tetpi dia
lebih fokus pada fungsi dan klien yang sudah lebih dulu ada, bergabung dengan
psikologi sekolah, konseling kejuruan, terapi bicara, dan perbaikan pendidikan
dengan menggunakan psikologi klinis.
E.
Psikologi Klinis di Tengah Perang Dunia
II
Ketika Amerika memasuki PD I, militer dalam jumlah besar
direkrut dan harus diklasifikasikan menjadi orang yang punya intelektual dan orang
yang stabil psikologisnya. Tidak ada teknik yang digunakan untuk melakukan hal
ini. Kemudian pihak militer meminta Robert Yerkes (yang kemudian menjadi
presiden APA) untuk memimpin komite psikolog eksperimental yang berorientasi
pada asesmen yang mengembankan pengukuran yang tepat. Untuk mengukur kemampuan
mental, komite tersebut mengeluarkan tes intelejensi Army Alpha dan Army
Betha, dan untuk membantu mendeteksi gangguan perilaku. Selain itu, ini
juga merekomendasikan penemuan Psychoneurotic Robert Woodworth's. Pada tahun
1918, para psikolog telah mengevaluasi hampir 2 juta orang.
Ahli klinis menggunakan variasi yang lebih luas mengenai
tes intelijensi untuk anak dan dewasa dan menambah pengukuran baru tentang
kepribadian, minat, kemampuan khusus, emosi, dan perilaku. Mereka mengembangkan
alat tes sendiri, sambil mengadopsi dari alat tes lain yang diambil dari
psikiater Eropa yang orientasinya psikoanalisis. Beberapa tes yang familiar
pada masa ini adalah Jung's Association Test (1919),
Roschach Inkblot Test (1921), the Miller Analogies Test(1926), the
Goodenough Draw-A-Man Test (1926), the Strong Vocationl
Interest Test (1927), the Thematic Apperception Test
(TAT) (1935), the Bender-Gestalt Test (1938), dan the
Wechsler-Bellevue Intelligence Scale (1939).
Pada tahun 1930, terdapat sekitar 50 klinik psikologi dan
sedikitnya sekitar 12 klinik bimbingan anak di AS. Psikolog klinis dalam seting
ini menyadari bahwa mereka sedang berurusan dengan dunia pendidikan, bukan
dengan masalah psikiatris. Akan tetapi, perbedaan ini tumbuh lamban, secara
perlahan, ahli klinis menambah fungsi perawatan pada asesmen mereka,
training-training, dan alat-alat penelitian.
Pada 1930-an akhir, psikologi klinis tidak hanya dikenal
sebagai profesi. Pada permulaan PD II, masih tidak terdapat program training
untuk ahli klinis, hanya sedikit sekali yang menyelenggarakan program doktoral,
M.A dan paling banyak pada program B.A. Untuk mendapatkan pekerjaan sebagai
psikolog klinis, dibutuhkan beberapa keahlian tentang tes, psikologi abnormal,
perkembangan anak, dan juga tertarik dengan orang banyak. Departemen-departemen
psikologi Universitas enggan untuk mengembangkan program pascasarjana dalam
psikologi klinis karena fakultas mereka mempertanyakan penerapan psikologi dan
mereka khawatir dengan biaya pelatihan klinis yang cukup mahal.
Seluruh materi pokok psikologi klinis modern telah
diadakan. Enam fungsinya – asesment, treatment, research, teaching,
consultation, dan administrasi – sudah bermunculan. Psikologi klinis telah
berkembang melalui klinik-klinik aslinya serta melalui rumah sakit, penjara dan
setting-setting lainnya. Parktisinya pun pada saat itu bekerja dengan anak-anak
dan orang dewasa.
Pasca Perang Dunia
Pasca perang dunia II pengenalan hukum psikologi klinis
sebagai profesi tumbuh dengan baik. Pada masa pasca perang, hukum menyediakan
lisensi atau sertifikasi bagi para ahli klinis yang punya kualifikasi tinggi,
dan APA membuat grup sertifikat mandiri untuk mengidentifikasi individu yang
telah mencicipi banyak pengalaman dan mengusai banyak keahlian.
Penelitian klinis juga meluas setelah PD II dan
menghasilkan banyak kesimpulan negatif pada ketidakmanfaatan tes kepribadian,
nilai keputusan diagnostik dibandingkan dengan keputusan yang statistik, dan
efektifitas psikoterapi tradisional. Penelitian ini membuat ketidakpuasan
terhadap metode standar penilaian klinis dan ini termotivasi oleh perkembangan
pendekatan-pendekatan baru untuk merawat, termasuk pendekatan humanistik dan
behavioral.
Pada tahun 1980, hampir seluruh yng berkaitan dengan
psikologi klinis sebelum PD II telah berubah. Psikolog klinis sebelum PD
merupakan ahli diagnosa yang kliennya adalah anak-anak. Setelah 1945, fungsi,
setting, dan klien dari psikologi klinis berubah drastis. Sekarang, ahli klinis
bisa menikmati jangkauan yang lebih luas tentang pendekatan teori dan alat-alat
praktek untuk melakukan asesemen dan untuk merubah prilaku manusia.
Psikologi Klinis pada abad -21
Perjalan sejarah psikologi klinis mengalami kemajuan
pesat selama lebih dari 100 tahun, akan tetapi baik perkembangannya maupun
pengujiannya belum sempurna. Ketika memasuki abad 21, psikologi klinis banyak
menemui hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Termasuk cara melatih siswa,
layanan yang disediakan ahli klinis, seting yang digunakan, cara pembayaran,
dan teori yang membimbing mereka serta perawatan gangguan psikologis.
F.
Perkembangan
Psikologi Klinis
Perkembangan
Psikologi Klinis dapat dibagi kedalam beberapa periode. Periode ini mulai dari
awal munculnya, hingga sekarang, perkembangan psikologi sangat pesat. Dibawah
ini, kita akan mengklasifikasikan periode ini secara singkat, kemudian
mendeskripsikan sejarahnya secara umum.
1.
Periode I (Tahun-tahun awal)
a.
Psikologi sebagai ilmu
peengetahuan di abad XIX
b.
Pendirian laboratotium
pertama di Lepzig tahun 1879
c.
Pengukuran dan
statistic karakteristik manusia oleh Francis Galton di Inggris.
d.
Sigmund Freud
berpraktek di ina dan menerbitkan “the interpretation of dreams”
e.
Lightmer Witmer
menggunakan istilah “Psikologi Klinis” untuk pertama kalinya mendirikan
klinis psikologi dan jurnal psikologi pertama.
f.
Awal abad ke-20
merupakan periode reformasi yang menggairahkan bagi idee, rencana, an alat-alat
baru dalam bidang psikologi.
g.
Antara tahun 1900 –
1920 banyak ditemukan alat pengukuran karakteristik baru, terutama tes
intelegensi, missal: Tes Binet, Tes Army Alpha, dll.
2.
Periode II (Waktu Konsolidasi)
a.
Masa
antara perang dunia menumbuhkan kemajuan dalam bidang psikologi dan
perkembangan pada standar pelayanan.
b.
Pada
masa praktek lebih focus pada masalah anak dan pengembangan teori pada orang
dewasa.
c.
Selama
dan setelah perang dunia kedua, psikologi di Amerika sangat terlibat dalam
pekerjaan di rumah sakit bersama personal dan veteran militer.
d.
Tahun
1930, kelompok psikolog terapan mendirikan layanan konseling di kampus.
e.
Para
psikolog menemukan berbagai teknik assessment, antala lai MMPI, TAT, dan SVIB.
3.
Periode III (Pertumbuhan Pesat)
a.
Dua
hingga tiga decade setelah PD II, psikolog klinis menjadi profesi yang mandiri.
b.
Sudah
menetapkan standar, misalnya tahun 1952, APA menerbitkan DSM I (Diagnostic and
statistic manual of mental disorder), dinegara lain ICD (International
classification of disorder).
c.
1950
– 1960 Psikoterapi menjadi kegiatan yang penting dan lebih menarik ketimbang
assessment.
d.
Perubahan
dalam pola latihan, pendidikan, dan standar etik bagi psikologi klinis.
4.
Periode IV (Perkembangan yang campur aduk)
a.
Muncul
kebutuhan akan ksehatan mental orang Amerika dan menjadikannya sebagai masalah
nasional peluang meluas bagi psikolog klinis dan pekerja kesehatan mental
lainnya.
b.
Sebagian
psikolog berkomitmen pada isu penanganan yang tidak semata-mata individual,
missal isu, kesehatan masyarakat dan pencegahan muncul bidang khusus Psikologi
komunitas.
c.
Tahun
1970, psikologi klinis diakui perusahan asuransi kesehatan sebagai penyedia
layanan kesehatan independen.
d.
Perubahan
dalam jalur dan gelar pendidikan psikologi klinis.
5.
Periode V (Perkmbangan mutakhir & masa depan)
a.
Berkembang
kajian lintas disiplin psikologi klinis dengan disiplin ilmu lain, seperti
kedokteran.
b.
Teori
dan riset terus berkembang pesat, antara lain neuroimaging, penelitian untuk
memetakan karakteristik genetic manusia (human
genetic project).
c.
Berbagai
kemungkinan muncul antara lain penggunaan tes dan interpretasi tes dengan
system komputerisasi, konsultasi psikologi di internet.
Profesi
dalam Psikologi Klinis
a.
Psikolog
b.
Psikiater
c.
Konsultan
d.
Pengajaran
e.
Terapis
f.
Eksekutif
Dalam dunia kerja tidak dipungkiri bahwa
psikologi klinis memiliki lahan pekerjaan sesuai dengan pernanan keahliannya
dan fungsi penggunaannya. Psikologi klinis memiliki peranan dalam memahami,
mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal.
Singkatnya, psikologi klinis memberikan bantuan pada manusia yang mengalami
masalah psikologis. Tugas utama psikologi klinis adalah menggunakan tes yang
merupakan bagian integral suatu pemeriksaan klinis yang biasanya dilakukan di
rumah sakit.
G.
Psikologi
Klinis dalam dunia Kerja
a.
Assessment
Pengumpulan
informasi (observasi, wawancara, dan Tes secara [Subyektif dan Obyektif])
mengenai perilaku individu, perilaku, masalah, karakteristik unik, kemampuan,
dan keberfungsian intelektual --- untuk diagnosis, bimbingan karir, seleksi,
dll.
b.
Intervensi
/ Treatment
Penanganan yang
dirancang untuk menolong orang yang bermasalah agar lebih mampu memahami dan
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. (Konseling dan Psikoterapi)
c.
Research
Psikologi klinis
berorientasi pada penelitian, melalui pelatihan dan kbiasaan. Biasanya
melibatkan juga profesi lain.
d.
Teaching
Menjadi staf
pengajar, memberikan sminar, kursus, bimbingan dan lain-lain.
e.
Consultation
Memberikan
nasihat/bimbingan bagi organisasi mengenai berbagai masalah ---
mengkombinasikan aspek pengajaran, penelitian, assessment, dan penyembuhan.
f.
Administration
Keterlibatan
dalam manajemen/kegiatan harian organisasi, karena kepekaan, keterampilan
interpersonal, keahlian dalam penelitian, dan kemampuan organisasionalnya.
Bidang-bidang
Terkait
a.
Psikopatologi:
Ilmu yang mempelajari proses terjadinya patologi atau kelainan dari proses
kejiwaan.
b.
Psikologi
Medis: penjabaran dari psikologi umum dan psikologi kepribadian untuk ilmu
kedokteran.
c.
Psikologi
abnormal: ilmu yang mempelajari perilaku abnormal atau gangguan psikologis dan
klasifikasi berbagai jenis gangguan.
d.
Kesehatan
mental: Ilmu yang mempelajari upaya mencegah munculnya gangguan mental.
Sumber:
Kendall, P & Norton-Ford. J. 1982. Clinical
Psychology, Scientific and Professions. New York, John Willey & Sons
Korchin, S J. 1976. Modern Clinical Psychology,
Principles of Intervention in the Clinic and Community. New York : Basic
Books Inc.
Trull, T J. & Phares E J. 2001. Clinical
Psychology. Concepts, Method, and Profession. Stamfort; Thomson Learning.
Slamet, S. I. S. & Markam, S. 2005. Pengantar Psikologi Klinis.
Jakarta : Universitas Indonesia.
No comments:
Post a Comment