Protein
Protein
bersama karbohidrat dan lemak merupakan sumber energi bagi tubuh. Protein
tersusun dari molekul-molekul yang disebut asam amino. Di dalam tubuh mamalia
asam amino terbagi menjadi dua bagian yaitu asam amino esensial dan non
esensial. Asam amino esensial ialah asam
amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh. Asam amino esensial dapat
disintesis oleh tubuh namun tetap diperlukan asupan dari makanan untuk menjaga
keseimbangan asam amino tersebut di dalam tubuh (Burnama, 2011).
Metabolisme
protein meliputi:
1. Degradasi
protein (makanan dan protein intraseluler)
menjadi
asam amino
2. Oksidasi
asam amino
3. Biosintesis
asam amino
4. Biosintesis
protein
Gambar
1. Jalur metabolisme asam amino dalam siklus asam sitrat
Setiap
asam amino didegradasi menjadi piruvat atau zat siklus asam sitrat lainnya dan
dapat menjadi prekrusor sintesis glukosa di hepar yang disebut glikogenik atau
glukoneogenik. Untuk beberapa asam amino seperti tirosin dan fenilalanin, hanya
sebagian dari rantai karbonnya yang digunakan untuk mensintesis glukosa karena
sisa rantai karbon di ubah menjadi asetil koa yang tidak dapat digunakan untuk
sintesis glukosa (Burnama, 2011).
Metabolisme
protein menurut Suparyanto (2010) dalam Mulasari dan Tri (2013) yaitu:
a. Penggunaan
Protein Untuk Energi
1. Jika
jumlah protein terus meningkat → protein sel dipecah jadi asam amino untuk
dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak.
2. Pemecahan
protein jadi asam amino terjadi di hati dengan proses deaminasi atau
transaminasi.
3. Deaminasi
merupakan proses pembuangan gugus amino dari asam amino sedangkan transaminasi
adalah proses perubahan asam amino menjadi asam keto.
b. Pemecahan
protein
1. Transaminasi
yaitu mengubah alanin dan alfa ketoglutarat menjadi piruvat dan glutamate.
2. Diaminasi
yaitu mengubah asam amino dan NAD+ menjadi asam keto dan NH3. NH3 merupakan
racun bagi tubuh, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal. Maka harus diubah
dulu menjadi urea (di hati) agar dapat dibuang oleh ginjal.
c. Ekskresi
NH3
NH3 tidak dapat diekskresi oleh ginjal
dan harus diubah dulu menjadi urea oleh hati. Jika hati ada kelainan (sakit)
maka proses pengubahan NH3 akan terganggu dan akan terjadi penumpukan NH3 di
dalam darah yang menyebabkan terjadinya uremia. NH3 bersifat meracuni otak
yang dapat menyebabkan koma. Jika hati telah rusak maka disebut koma hepatikum.
d. Pemecahan
protein
Deaminasi maupun transaminasi merupakan
proses perubahan protein menjadi zat
yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs. Zat-zat yang dapat masuk adalah alfa
ketoglutarat, suksinil Ko-A, fumarat, oksaloasetat, dan sitrat.
e. Siklus
krebs
Siklus ini merupakan proses perubahan
asetil Co-A menjadi H dan CO2. Proses ini terjadi di mitokondria. Pengambilan
asetil Co-A di sitoplasma dilakukan oleh oksaloasetat. Proses pengambilan ini
terus berlangsung sampai asetil Co-A di sitoplasma habis. Oksalo asetat berasal
dari asam piruvat. Jika asupan nutrisi kekurangan karbohidrat maka juga akan
kekurangan asam piruvat dan oksaloasetat.
f. Rantai
respirasi
Hydrogen hasil utama dari siklus krebs
ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH. Hydrogen dari NADH ditransfer ke
flavoprotein, quinon, sitokrom b, sitokrom c, sitokrom a3, terus direaksikan
dengan O2 membentuk H2O dan energy.
g. Fosforilasi
oksidatif
Dalam proses rantai respirasi dihasilkan
energy yang tinggi, energy tersebut ditangkap oleh ADP untuk menambah satu
gugus fosfat menjadi ATP.
h. Keratin
dan kreatinin
Keratin disintesa di hati dari metionin,
glisin, dan arginin. Dalam otot rangka difosforilasi fosforilkreatin (simpanan
energy). Fosforilkreatin dapat mejadi kreatinin dan gerak urine.
Sumber :
Burnama,
Fitra Jaya. 2011. Metabolisme Protein dan
Asam Nukleat. Universitas Syiah Kuala: Banda Aceh
No comments:
Post a Comment