BRONCHOPNEUMONEA - Mading UNSA

Mading UNSA

Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Breaking

Home Top Ad

Friday, June 14, 2019

BRONCHOPNEUMONEA

BRONCHOPNEUMONEA

A.     Pengertian
Bronchopneumonea adalah radang pada paru-paru yang mempunyai penyebaran berbecak, teratur dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru (Brunner dan Suddarth, 2001).

B.     Etiologi
1.       Bakteri contohnya : Diplococcus pneumonia, Streptococcus pneumonia.
2.       Virus contohnya : Virus Influenza, Virus Parainfluenza.
3.       Jamur contihnya : Histoplasma cospulatum, Caudida, Kriptococcus dan blastomises.

C.     Patofisiologi
Bakteri, virus ataupun jamur menyerang ventilasi maupun difusi.  Suatu reaksi influenza yang terjadi pada alveoli dan menghasilkan eksudat yang mengganggu gerakan dan difusi oksigen dan karbondioksida, sel-sel darah putih, neotrofil juga bermigrasi ke alveoli dan memenuhi ruang yang biasanya berisi udara.  Area paru tidak mendapat ventilasi yang cukup karena sekresi edema mukosa dan broncospasme menyebabkan okulusi partial bronki atau alveoli yang mengakibatkan penurunan tekanan oksigen alveoli.  Keadaan demikian mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen sehingga tubuh harus meningkatkan frekuensi ke dalam bernapasnya.

D.     Manifestasi klinik
1.      Demam dan menggigil karena proses peradangan.
2.      Nyeri dada yang terasa tertusuk-tusuk yang dicetuskan oleh bernapas dan batuk.
3.      Adanya bunyi tambahan pernapasan  seperti ronchi, whezing.
4.      Napas sesak dan cepat
5.      Tampak pernapasan cuping hidung
6.      Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.
7.      Mungkin timbul tanda-tanda sianosis.
8.      Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang menyebabkan atelektasis absorbsi.

E.     Komplikasi
1.      Hipotensi dan syok
2.      Atelektasis
3.      Efusi pleura
4.      Deliriu
5.      Superinfeksi
F.      Perangkat Diagnostik
1.      Pemeriksaan radiologi yaitu pada foto thoraks, konsolidasi satu atau beberapa lobus yang berbercak-bercak infiltrat
2.      Pemeriksaan laboraturium di dadapati lekositosit antara 15000 sampai 40000 /mm3.
3.      Hitung sel darah putih biasanya meningkat kecuali apabila pasien mengalami imunodefiensi
G.    Penatalaksanan
1.      Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin, ampicillin, gentamisin.
2.      Inhalasi lembab dan hangat dapat menghilangkan iritasi broncia
3.      Istirahat adekuat sampai klien menunjukan tanda-tandapenyembuhan.
4.      Jika terjadi hipokscornia,berikan O2.
5.      Teknik bernapas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveolus dan mengurangi resiko atelektasis.

No comments:

Post a Comment