LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE (ANC) - Mading UNSA

Mading UNSA

Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Breaking

Home Top Ad

Friday, June 14, 2019

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE (ANC)

BAB I
KONSEP MEDIS

A.      Pengertian
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).

B.       Tujuan Antenatal Care
1.   Bagaimana kita mengawasi dan mengontrol keadaan ibu hamil dan masa konsepsi kehamilan aterm, sehingga apa yang terjadi dapat diketahui sendiri.
2.   Mengenali dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
3.      Agar pada saat persalinan dapat melahirkan dengan normal dan bayinya dalam keadaan sehat.

C.      Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta.
1.      Sel telur (ovum): Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di geneta-bridge.
2.      Sel mani (spermatozoa): Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
3.      Pembuahan (konsepsi = fertilitas): Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel telur di tuba pallofi.
4.      Nidasi (implantasi): Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.

D.      Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada pada alat kandung, dan juga organ lainnya.
1.      Uterus:
a.       Ukuran : karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas 400 cc (pada kelamin cukup bulan).
b.      Berat : dari 30 gr – 1000 gr
c.       Bentuk dan konsistensi : bulan pertama ; alpukat, 4 bulan ; bulat, akhir kehamilan ; bujur telur.
d.      Posisi :Awal ; antefleksi/retrofleksi, 4 bulan ; berada pada rongga pelvis, akhir ; rongga perut sampai hati.
e.       Serviks : menjadi lunak yang disebut tanda “boodell”
2.      Indung telur (ovarium)
a.       Ovulasi terhenti
b.      Masih terdapat korpus luteum gravidas sampai terbentuknya uri
3.      Vagina dan vulva
a.       Vagina dan vulva terlihat lebih merah dan kebiruan
b.      Warna lipid pada vagina dan portio serviks disebut “tanda Chadwick”, heipervaskularisasi.
Perubahan pada organ dan sistem lainnya :
1.      Sistem sirkulasi darah
a.       Volume darah: Volume darah dan volume plasma meningkat
b.      Protein darah: Jumlah protein, albumin menurun, pada triwulan I secara bertahap meningkat sampai akhir kehamilan
c.       Hitung jenis dan Hb: Hematokrit menurun karena volume plasma darah eritrosit meningkat untuk kebutuhan oksigen.
d.      Nadi dan TD: TD menurun, nadi meningkat rata-rata 84x/mnt
e.       Jantung: Pompa jantung meningkat pada triwulan I sampai menurun pada minggu terakhir, EKG kadang memperlihatkan deviasi aksis ke kiri
2.      Sistem pernapasan
a.       Sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim.
b.      Kapasitas vital paru meningkat.
c.       Napas dalam dan yang lebih menonjol pernapasan dada
3.      Sistem pencernaan
a.       Saliva meningkat, mual dan muntah
b.      Tonus otot saluran pencernaan menurun sehingga motilitas
c.       Muntah (emesis gravidarum) pada hari (morning sickness)
4.      Tulang dan gigi
a.       Sendi panggul terasa lebih longgar sampai ligament dan melunak
b.      Kalsium maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi kebutuhan kalsium janin
5.      Kulit: Terjadi hiperpigmentasi pada :
a.       Muka : cloasma gravid
b.      Payudara : putting susu dan areola payudara
c.       Perut : linea nigra
6.      Payudara
a.       Payudara bertambah besar, tegang dan berat
b.      Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli
c.       Bayangan vena lebih membiru
d.      Kaku diperas keluar kolostrum berwarna kuning.

E.       Manifestasi Klinik
a.       Tanda Presumtif: Supresi menstruasi, nausea, vomiting, morning sickness, sering miksi, mammae bengkak terasa penuh, quickening (gerakan pertama kali yang dirasakan oleh ibu), chadwicks (+), pigmen pada kulit
b.      Tanda Mungkin: Pembesaran abdomen, tanda hegar, ballotemen (+), perubahan pada serviks, braxton Hicks, tes kehamilan
c.       Tanda Pasti: Bunyi DJJ, Nadi 120 – 180, Pergerakan fetal, USG – hasil, Ro – ada skeletal

F.       Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
a.       Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat 1 bulan.
b.      Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan
c.       Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
d.      Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan

G.      Pemeriksaan Ibu Hamil
1.      Anamnese
a.       Anamnese identitas istri dan suami
b.      Anamnese umum : Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi,perkawinan dan sebagainya. Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HT). bila hari pertama haid terakhir diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tunggal persalinan.
2.      Pemeriksaan fisik
a.       Teknik inspeksi
o   Daerah muka: Adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, adakah oedema pada wajah, bagaimana keadaan lidah dan gigi
o   Leher: Apakah vena terbendung di leher (mis : pada penyakit jantung) apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limpa membengkak.
o   Dada: Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan areola mammae, keadaan putting susu, adakah colostrums.
o   Perut: Perut membesar kedapat atau kesamping (pada ascites perut membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi linea alba, nampak ada gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau jaringan parut.
o   Vulva: Keadaan perineum, adakah varises, tanda Chadwick, condiloma, flour albus.
o   Anggota gerak bawah: Adakah ascites, oedema, luka, cykatrik pada lipat paha
b.      Tekhnik palpasi
Maksud periksa palpasi adalah :Untuk menentukan besarnya rahim (tuanya kehamilan), Untuk menentukan letaknya anak dalam rahim
Macam-macam palpasi ada tiga macam yaitu :
1)      Palpasi menurut Leopold, terdiri atas 4 bagian :
o   Leopold I: Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha, Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka klien, Rahim dibawah ke tengah, Tinggi fundus uteri ditentukan, Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah lunak, kurang bundar dan kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis
o   Leopold II: Kedua tangan pindah ke samping, Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan, Tentukan letak punggung anak, Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin. Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus
o   Leopold III: Dipergunakan satu tangan saja, Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya, Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan.
Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul)
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.
o   Leopold IV: Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita, Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah, Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul, Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan :
Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala sudah melewati pintu atas panggul)
Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar kepala belum melewati pintu atas panggul
Leopold IV untuk menentukan bagian yang terendah dan berapa masuknya bagian yang bawah ke dalam rongga panggul.
Hubungan tua kehamilan (bulan), besar uterus, tinggi fundus uteri.
Bln/mgg
Besar uterus
Tinggi fundus uteri
1/
2/
3/12
4/16
5/20
6/24
7/28
8/32
9/36

Lebih besar dari biasa
Telur bebek
Telur angsa
Kepala bayi
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa

Belum teraba (palpasi)
Di belakang simfisis
1 – 2 jari di atas simpisis
Pertengahan simpisis – pusat
2 – 3 jari di bawah pusat
Kira-kira setinggi pusat
2 – 3 jari di atas pusat
Pertengahan pusat px
3 jari di bawah perut atau sampai setinggi px sama dengan kehamilan 3 bulan namun melebar ke samping

Beda kehamilan 8 bulan dan 10 bulan
8 bulan
10 bulan
Membesar ke atas
Cocokkan dengan HT
Pusat menonjol
Kepala janin sudah turun
Epigastrium kejang
Membesar dan melebar
Cocokkan dengan HT
Pusat menonjol
Kepala janin sudah turun
Epigastrium lemas

Jadi tinggi fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan ke-10, setelah bulan ke-9 tinggi fundus uteri turun lagi pada primigravida karena kepala mulai turun ke dalam rongga panggul




BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A.      Riwayat Keperawatan
1.      Aktivitas atau istirahat: Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal (8–12 minggu), kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan teakhir. Denyut nadi dmeningkat 10–15 cm. murmur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume, varises, sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada trimester terakhir).
2.      Integritas ego: Menunjukkan perubahan persepsi diri
3.      Eliminasi: Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid
4.      Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati umum terjadi, penambahan BB 2 - 4 kg trimester pertama.
5.      Nyeri/ketidaknyamanan: Kramkaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton hicks terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung.
6.      Pernapasan: Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi pernapasan dapat meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus, pernapasan torakal.
7.      Keamanan: Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan daptone (mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20 minggu), gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 – 20 minggu, ballottement ada pada bukan keempat dan kelima.
8.      Seksualitas: Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea mungkin ada, peningkatan progresif pada ukuran uterus, perubahan payudara : pembesaran jaringan adipose, peningkatan vaskularitas, lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12 minggu, perubahan pigmentasi : kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda goodell, hegar, Chadwick positif.
9.       Interaksi Sosial: Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional.
10.  Penyuluhan/pembelajaran: Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.
B.       Pemeriksaan Diagnostik
1.      Golongan darah: ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompatibilitas
2.      Usap vagina/rectal: Tes untuk neisseria gonorrhoea, Chlamydia
3.      Tes serologi: Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan kelamin.
4.      Skrining: Terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
5.      Papanicoloan Smear: Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex tipe II
6.      Urinalisis: Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan, infeksi, diabetes, penyakit ginjal).
C.      Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1.      Ansietas b/d adanya factor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan : Kecemasan berkurang/hilang
Intervensi :
a.       Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
R/ mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan arah dan kemungkinan pilihan / intervensi.
b.      Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
R/ dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan dan membantu keluarga mengenai stress, membuat keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan.
c.       Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
R/ kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan situasi. Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi pada pasangan yang telah melahirkan anak dengan penyimpangan kromosom.
d.      Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
R/ dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.
2.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
a.       Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut, kuku dan kulit
R/ kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan
b.      Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen vitaminzat besi setiap hari.
R/ Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
c.       Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk makanannya.
R/ memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin dibiasakan pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
d.      Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal yang optimum.
R/ ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.
e.        Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
R/ mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
3.      Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan (muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan : Kebutuhan volume cairan terpenuhi.
Intervensi :
a.       Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
R/ peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik (HCG) perubahan metabolisme KH dan penurunan motilistas gastric memperberat mual dan muntah pada trimester pertama.
b.      Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum, gastritis, kolesistitis)
R/ membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi
c.       Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
R/ indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi.
d.      Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan penurunan BB setiap hari.
R/ membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat dikontrol.
e.       Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.
R/ membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.

4.      Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran diafragma.
Tujuan : Pola pernapasan tak efektif tak terjadi.
Intervensi :
a.       Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
R/ menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira 60% klien normal meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
b.      Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada sebelumnya (mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan tuberculosis).
R/ masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
c.       Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan seperti berjalan.
R/ menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan.
d.      Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi masalah : mis ; postur yang baik, menghindari merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
R/ postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid.

5.      Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan : Perubahan eliminasi teratasi
Intervensi :
a.         Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester ketiga
R/ membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi berkemih dan/nokturia pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih mengakibatkan sering berkemih.
b.         Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas sehari.
R/ mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonic
c.         Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan penghilangan natrium dan diet.
R/ kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator rennin-angiotensin- aldosteron dan kadar cairan, mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat.
d.        Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur, perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
R/ meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang mengalami edema dependent, edema berkurang pada pagi hari pada kasus edema fisiologi.
e.         Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama.
R/ posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan menurunkan aliran vena.
6.      Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan : Pola tidur teratur.
Intervensi :
a.       Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan, teruskan pola tidur saat ini.
R/ membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur yang berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini.
b.      Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca, mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
R/ ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
c.       Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler.
R/ pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru, penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma menueun, membantu mengembangkan ekspansi paru dengan optimal.
d.      Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat
R/ peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah, khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain.
7.      Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang
Intervensi :
a.       Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien.
R/ data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
b.      Kaji status pernapasan klien.
R/ penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma, mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida, yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara bayi dalam kandungannya.
c.       Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan perubahan cara jalan.
R/ lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone (relaxing-progesteron) pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
d.      Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering mengganti posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
R/ menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan dari pembesaran uterus, pada saraf yang menyuplai ekstremitas bawah.
e.       Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi mengenai fisiologi aktivitas uterus.
R/ kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigravida pada trimester II maupun ke-III. Primigravida biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir. Saat efek perubahan progesterone pada aktivitas uterus menurun dan kadar oksitosin meningkat.
8.      Kelebihan volume cairan b/d perubahan, mekanisme regulator, retensi natrium/air.
Tujuan : Kelebihan volume cairan teratasi.
Intervensi :
a.       Pantau berat badan secara teratur.
R/ mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi cairan yang tidak kelihatan yang potensial patologis.
b.      Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau lokasi/luasnya edema, masukan atau haluaran cairan.
R/ indicator edema patologis, meskipun HKK karena retensi cairan berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir minggu ke-10 kehamilan, dapat terjadi diawal khususnya pada klien dengan frekuensi predisposisi seperti DM, penyakit ginjal.
c.       Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak menambahkan garam meja, menghindari makanan dan minuman tinggi natrium).
R/ nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein menurunkan kemungkinan HAK natrium berlebihan dapat memperberat retensi air (terlalu sedikit natrium dapat mengakibatkan dehidrasi).
d.      Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
R/ edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di penghujung hari adalah normal, tetapi harus dapat diatasi dengan tindakan sederhana.
9.      Intoleransi aktivitas b/d kelemahan.
Tujuan : Klien dapat toleransi terhadap aktivitas.
Intervensi :
a.       Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
R/ membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk menguji komitmen.
b.      Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
R/ istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin.
c.       Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
R/ kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa oksigen.




DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin,Abdul Bari.2006.Buku Panduan Praktis Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Tridasa Printer

Varney, Hellen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume1. Jakarta: EGC

Bobak, 2000, Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC

            Doengoes, A. Marylin, 2000, Rencana Perawatan Maternal dan Bayi, Jakarta: EGC

No comments:

Post a Comment