BAB I
KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Antenatal care adalah perawatan
selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya
diharapkan sehat dan baik (Hanifa Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu
Kebidanan).
B. Tujuan Antenatal Care
1. Bagaimana kita mengawasi dan
mengontrol keadaan ibu hamil dan masa konsepsi kehamilan aterm, sehingga apa
yang terjadi dapat diketahui sendiri.
2. Mengenali dan menangani
penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
3.
Agar pada saat persalinan dapat
melahirkan dengan normal dan bayinya dalam keadaan sehat.
C. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur
(ovum) dari indung telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae)
dan masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam
vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu
masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di
bagian yang mengembang oleh tuba falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada
tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian
bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri
sambil bergerak (oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini
disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 –
7 hari. Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan
harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi =
fertilitas), nidasi dan plasenta.
1.
Sel telur (ovum): Pertumbuhan
embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di geneta-bridge.
2.
Sel mani (spermatozoa): Sperma
bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng
berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah,
dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
3.
Pembuahan (konsepsi = fertilitas): Pembuahan
adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel telur di tuba
pallofi.
4.
Nidasi (implantasi): Nidasi adalah
masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
D. Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
Hampir seluruh tubuh wanita
mengalami perubahan, terutama pada pada alat kandung, dan juga organ lainnya.
1.
Uterus:
a.
Ukuran : karena hipertropi dan
hyperplasia otot polos rahim 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas 400 cc (pada
kelamin cukup bulan).
b.
Berat : dari 30 gr – 1000 gr
c.
Bentuk dan konsistensi : bulan
pertama ; alpukat, 4 bulan ; bulat, akhir kehamilan ; bujur telur.
d.
Posisi :Awal ;
antefleksi/retrofleksi, 4 bulan ; berada pada rongga pelvis, akhir ; rongga
perut sampai hati.
e.
Serviks : menjadi lunak yang disebut
tanda “boodell”
2.
Indung telur (ovarium)
a.
Ovulasi terhenti
b.
Masih terdapat korpus luteum
gravidas sampai terbentuknya uri
3.
Vagina dan vulva
a.
Vagina dan vulva terlihat lebih
merah dan kebiruan
b.
Warna lipid pada vagina dan portio
serviks disebut “tanda Chadwick”, heipervaskularisasi.
Perubahan
pada organ dan sistem lainnya :
1.
Sistem sirkulasi darah
a.
Volume darah: Volume darah dan
volume plasma meningkat
b.
Protein darah: Jumlah protein,
albumin menurun, pada triwulan I secara bertahap meningkat sampai akhir
kehamilan
c.
Hitung jenis dan Hb: Hematokrit
menurun karena volume plasma darah eritrosit meningkat untuk kebutuhan oksigen.
d.
Nadi dan TD: TD menurun, nadi
meningkat rata-rata 84x/mnt
e.
Jantung: Pompa jantung meningkat
pada triwulan I sampai menurun pada minggu terakhir, EKG kadang memperlihatkan
deviasi aksis ke kiri
2.
Sistem pernapasan
a.
Sesak dan napas pendek sampai usus
tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim.
b.
Kapasitas vital paru meningkat.
c.
Napas dalam dan yang lebih menonjol
pernapasan dada
3.
Sistem pencernaan
a.
Saliva meningkat, mual dan muntah
b.
Tonus otot saluran pencernaan
menurun sehingga motilitas
c.
Muntah (emesis gravidarum) pada hari
(morning sickness)
4.
Tulang dan gigi
a.
Sendi panggul terasa lebih longgar
sampai ligament dan melunak
b.
Kalsium maternal pada tulang panjang
menurun untuk memenuhi kebutuhan kalsium janin
5.
Kulit: Terjadi hiperpigmentasi pada
:
a.
Muka : cloasma gravid
b.
Payudara : putting susu dan areola
payudara
c.
Perut : linea nigra
6.
Payudara
a.
Payudara bertambah besar, tegang dan
berat
b.
Dapat teraba noduli-noduli akibat
hipertrofi kelenjar alveoli
c.
Bayangan vena lebih membiru
d.
Kaku diperas keluar kolostrum
berwarna kuning.
E. Manifestasi Klinik
a.
Tanda Presumtif: Supresi menstruasi,
nausea, vomiting, morning sickness, sering miksi, mammae bengkak terasa penuh,
quickening (gerakan pertama kali yang dirasakan oleh ibu), chadwicks (+), pigmen
pada kulit
b.
Tanda Mungkin: Pembesaran abdomen, tanda
hegar, ballotemen (+), perubahan pada serviks, braxton Hicks, tes kehamilan
c.
Tanda Pasti: Bunyi DJJ, Nadi 120 –
180, Pergerakan fetal, USG – hasil, Ro – ada skeletal
F. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
a.
Pemeriksaan pertama kali yang ideal
adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat 1 bulan.
b.
Periksa ulang 2 kali sebulan sampai
kehamilan 7 bulan
c.
Periksa ulang 2 kali sebulan sampai
kehamilan 9 bulan
d.
Periksa khusus bila ada
keluhan-keluhan
G. Pemeriksaan Ibu Hamil
1.
Anamnese
a.
Anamnese identitas istri dan suami
b.
Anamnese umum : Tentang
keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi,perkawinan dan sebagainya.
Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HT). bila hari pertama haid
terakhir diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tunggal persalinan.
2.
Pemeriksaan fisik
a.
Teknik inspeksi
o
Daerah muka: Adakah cloasma
gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, adakah oedema pada wajah, bagaimana
keadaan lidah dan gigi
o
Leher: Apakah vena terbendung di
leher (mis : pada penyakit jantung) apakah kelenjar gondok membesar atau
kelenjar limpa membengkak.
o
Dada: Bentuk buah dada, pigmentasi
putting susu dan areola mammae, keadaan putting susu, adakah colostrums.
o
Perut: Perut membesar kedapat atau
kesamping (pada ascites perut membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi
linea alba, nampak ada gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae
gravidarum atau jaringan parut.
o
Vulva: Keadaan perineum, adakah
varises, tanda Chadwick, condiloma, flour albus.
o
Anggota gerak bawah: Adakah ascites,
oedema, luka, cykatrik pada lipat paha
b.
Tekhnik palpasi
Maksud periksa palpasi adalah :Untuk menentukan
besarnya rahim (tuanya kehamilan), Untuk menentukan letaknya anak dalam rahim
Macam-macam palpasi ada tiga macam yaitu :
1)
Palpasi menurut Leopold, terdiri
atas 4 bagian :
o
Leopold I: Kaki klien dibengkokan
pada lutut dan lipatan paha, Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat
ke arah muka klien, Rahim dibawah ke tengah, Tinggi fundus uteri ditentukan, Tentukan
bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Sifat kepala
ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah lunak, kurang bundar dan
kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong.
Variasi
menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di
fundus dan tangan lain di atas simfisis
o
Leopold II: Kedua tangan pindah ke
samping, Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan, Tentukan letak punggung
anak, Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin. Leopold II untuk
menentukan dimana letaknya punggung anak dan dimana letaknya bagian-bagian
kecil).
Variasi
menurut poudin : menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus
o
Leopold III: Dipergunakan satu
tangan saja, Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya, Adakah
bagian bawah masih dapat dipergunakan.
Leopold III
menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah
atau belum terpegang oleh pintu atas panggul)
Variasi
menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri
diletakkan tegak di tengah perut.
o
Leopold IV: Pemeriksa merubah
sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si penderita, Dengan kedua tangan
ditentukan apa yang menjadi bagian bawah, Ditentukan apakah bagian bawah sudah
masuk ke dalam pintu atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam
rongga panggul, Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan :
Kedua tangan
pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar kepala sudah melewati pintu atas
panggul)
Kedua tangan
pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar kepala belum melewati pintu
atas panggul
Leopold IV
untuk menentukan bagian yang terendah dan berapa masuknya bagian yang bawah ke
dalam rongga panggul.
Hubungan tua kehamilan
(bulan), besar uterus, tinggi fundus uteri.
Bln/mgg
|
Besar uterus
|
Tinggi fundus uteri
|
1/
2/
3/12
4/16
5/20
6/24
7/28
8/32
9/36
|
Lebih besar dari biasa
Telur bebek
Telur angsa
Kepala bayi
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa
|
Belum teraba (palpasi)
Di belakang simfisis
1 – 2 jari di atas simpisis
Pertengahan simpisis – pusat
2 – 3 jari di bawah pusat
Kira-kira setinggi pusat
2 – 3 jari di atas pusat
Pertengahan pusat px
3 jari di bawah perut atau
sampai setinggi px sama dengan kehamilan 3 bulan namun melebar ke samping
|
Beda kehamilan 8 bulan dan 10
bulan
8 bulan
|
10 bulan
|
Membesar ke atas
Cocokkan dengan HT
Pusat menonjol
Kepala janin sudah turun
Epigastrium kejang
|
Membesar dan melebar
Cocokkan dengan HT
Pusat menonjol
Kepala janin sudah turun
Epigastrium lemas
|
Jadi tinggi fundus uteri paling tinggi pada
akhir bulan ke-10, setelah bulan ke-9 tinggi fundus uteri turun lagi pada primigravida
karena kepala mulai turun ke dalam rongga panggul
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Riwayat Keperawatan
1.
Aktivitas atau istirahat: Tekanan
darah agak lebih rendah dari pada normal (8–12 minggu), kembali pada tingkat
pra kehamilan selama setengah kehamilan teakhir. Denyut nadi dmeningkat 10–15
cm. murmur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume,
varises, sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trimester terakhir).
2.
Integritas ego: Menunjukkan
perubahan persepsi diri
3.
Eliminasi: Perubahan pada
konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi perkemihan, urinalisis,
peningkatan berat jenis, hemoroid
4.
Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati umum terjadi, penambahan BB 2 - 4 kg trimester pertama.
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati umum terjadi, penambahan BB 2 - 4 kg trimester pertama.
5.
Nyeri/ketidaknyamanan: Kramkaki,
nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton hicks terlihat setelah
28 minggu, nyeri punggung.
6.
Pernapasan: Hidung tersumbat, mukosa
lebih kental daripada normal, frekuensi pernapasan dapat meningkat relative
terhadap ukuran/tinggi uterus, pernapasan torakal.
7.
Keamanan: Suhu 98 – 99,6 F (36,1 –
37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan daptone (mulai 10 – 12 minggu)
atau fetoskop ( 17 – 20 minggu), gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah
20 minggu, sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 – 20 minggu,
ballottement ada pada bukan keempat dan kelima.
8.
Seksualitas: Penghentian menstruasi,
perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea mungkin ada, peningkatan progresif
pada ukuran uterus, perubahan payudara : pembesaran jaringan adipose,
peningkatan vaskularitas, lunak bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12
minggu, perubahan pigmentasi : kloasma, linea nigra, striae gravidarum,
tanda-tanda goodell, hegar, Chadwick positif.
9.
Interaksi Sosial: Bingung/meragukan perubahan
yang ada di antisipasi, tahap maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat
mundur dengan stressor kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat
bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/pembelajaran:
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan terhadap anak, stabilitas
ekonomik.
B. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Golongan darah: ABO dan RH untuk
mengidentifikasi resiko terhadap inkompatibilitas
2.
Usap vagina/rectal: Tes untuk
neisseria gonorrhoea, Chlamydia
3.
Tes serologi: Menentukan adanya
sifilis, penyakit hubungan kelamin.
4.
Skrining: Terhadap HIV, hepatitis,
tuberculosis
5.
Papanicoloan Smear: Mengidentifikasi
neoplasia, herpeks simplex tipe II
6.
Urinalisis: Skrin untuk kondisi
medis (mis : pemastian kehamilan, infeksi, diabetes, penyakit ginjal).
C. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1.
Ansietas b/d adanya factor-faktor
resiko khusus, krisis situasi, ancaman pada konsep diri, konflik disadari dan
tidak disadari tentang nilai-nilai esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan : Kecemasan berkurang/hilang
Intervensi :
a.
Kaji, sifat, sumber dan manifestasi
kecemasan
R/ mengidentifikasi perhatian pada
bagian khusus dan menentukan arah dan kemungkinan pilihan / intervensi.
b.
Berikan informasi tentang
penyimpangan genetic khusus, resiko yang dalam reproduksi dan ketersediaan
tindakan/pilihan diagnosa.
R/ dapat menghilangkan ansietas
berkenaan dengan ketidaktahuan dan membantu keluarga mengenai stress, membuat
keputusan, dan beradaptasi secara positif terhadap pilihan.
c.
Kembangkan sikap berbagi rasa secara
terus menerus.
R/ kesempatan bagi klien/pasangan
untuk memuji pemecahan situasi. Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi pada
pasangan yang telah melahirkan anak dengan penyimpangan kromosom.
d.
Berikan bimbingan antisipasi dalam
hal perubahan fisik/psikologis.
R/ dapat menghilangkan kecemasan/
depresi pada pasangan.
2.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d perubahan napsu makan, mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan
metabolic.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi
terpenuhi.
Intervensi :
a.
Tentukan keadekuatan kebiasaan
asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam, perhatikan
kondisi rambut, kuku dan kulit
R/ kesejahteraan janin/ibu
tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum
kehamilan
b.
Berikan informasi tertulis/verbal
yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen vitaminzat besi setiap hari.
R/ Meningkatkan kemungkinan klien
memilih diet seimbang
c.
Perhatikan adanya mengidam. Kaji
pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk makanannya.
R/ memakan bahan bukan makanan pada
kehamilan mungkin dibiasakan pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon
terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
d.
Timbang BB klien. berikan informasi
tentang penambahan prenatal yang optimum.
R/ ketidakadekuatan penambahan berat
badan prenatal dan atau dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan
resiko retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin dengan BBLR.
e.
Tinjau ulang frekuensi dan beratnya
mual/muntah.
R/ mual/muntah trimester pertama
dapat berdampak negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode
kritis perkembangan janin.
3.
Kekurangan volume cairan b/d output
berlebihan (muntah), peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan : Kebutuhan volume cairan
terpenuhi.
Intervensi :
a.
Tentukan frekuensi/beratnya
mual/muntah.
R/ peningkatan kadar hormone
gonadotropin khorionik (HCG) perubahan metabolisme KH dan penurunan motilistas
gastric memperberat mual dan muntah pada trimester pertama.
b.
Tinjau ulang riwayat kemungkinan
masalah medis lain (ex ; ulkus peptikum, gastritis, kolesistitis)
R/ membantu dalam mengenyampingkan
penyebab lain. Untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi
c.
Kaji suhu dan turgor kulit, membrane
mukosa, TD, suhu, masukan/haluran.
R/ indikasi dalam membantu untuk
mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi.
d.
Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran,
tes urin dan penurunan BB setiap hari.
R/ membantu dalam menentukan adanya
muntah yang tidak dapat dikontrol.
e.
Anjurkan peningkatan masukan minuman
berkarbonat, makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan
tinggi karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.
R/ membantu dalam meminimalkan
mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
4.
Resiko tinggi pola napas tidak
efektif b/d penekanan/pergeseran diafragma.
Tujuan : Pola pernapasan tak efektif
tak terjadi.
Intervensi :
a.
Kaji status pernapasan (mis : sesak
napas pada pergerakan tenaga kesehatan)
R/ menentukan luas/beratnya masalah
yang terjadi pada kira-kira 60% klien normal meskipun kapasitas vital
meningkat, fungsi pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun pada
inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
b.
Dapatkan riwayat dan pantau masalah
medis yang terjadi/ ada sebelumnya (mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah
sinus, dan tuberculosis).
R/ masalah lain dapat terus mengubah
pola pernapasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
c.
Berikan informasi tentang rasional
untuk kesulitan pernapasan dan program aktivitas latihan yang realistis.
Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan
latihan ringan seperti berjalan.
R/ menurunkan kemungkinan
gejala-gejala pernapasan yang disebabkan oleh kelebihan.
d.
Tinjau ulang tindakan yang dapat
dilakukan pasien untuk mengurangi masalah : mis ; postur yang baik, menghindari
merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan posisi semi –
fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
R/ postur yang baik dan makan
sedikit membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik meningkatkan ketersediaan
ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran
ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai
penurunan uterus gravid.
5.
Perubahan eliminasi urin b/d
penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan : Perubahan eliminasi
teratasi
Intervensi :
a.
Berikan informasi tentang perubahan
perkemihan sehubungan dengan trimester ketiga
R/ membantu klien memahami alas an
fisiologi dan frekuensi berkemih dan/nokturia pembesaran uterus trimester
ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih mengakibatkan sering berkemih.
b.
Berikan informasi mengenaia perlunya
masukan cairan 6 – 8 gelas sehari.
R/ mempertahankan tingkat cairan dan
perfusi ginjal adekuat yang mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status
isotonic
c.
Berikan informasi mengenai bahaya
menggunakan diuretic dan penghilangan natrium dan diet.
R/ kehilangan/pembatasan natrium
dapat menekan regulator rennin-angiotensin- aldosteron dan kadar cairan,
mengakibatkan dehidrasi/hipovolemia berat.
d.
Anjurkan klien untuk melakukan
posisi miring kiri saat tidur, perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
R/ meningkatkan perfusi ginjal
memobilisasi bagian yang mengalami edema dependent, edema berkurang pada pagi
hari pada kasus edema fisiologi.
e.
Anjurkan klien untuk menghindari
posisi tegak atau supine dalam waktu yang lama.
R/ posisi ini memungkinkan terjadinya
sindrom vena cava dan menurunkan aliran vena.
6.
Gangguan pola tidur b/d stress
psikologik, perubahan pola tingkat aktivitas, sesak.
Tujuan : Pola tidur teratur.
Intervensi :
a.
Tinjau ulang kebutuhan perubahan
tidur normal berkenaan dengan kehamilan, teruskan pola tidur saat ini.
R/ membantu mengidentifikasi
kebutuhan menetapkan pola tidur yang berbeda waktu tidur malam dan tidur siang
lebih dini.
b.
Kaji tingkat insomnia dan respons
klien terhadap penurunan tidur, anjurkan alat Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi,
membaca, mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum beristirahat.
R/ ansietas yang berlebihan,
kegembiraan, ketidaknyamanan fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat
mempersulit tidur.
c.
Perhatikan keluhan kesulitan
bernapas karena posisi. Anjurkan tidur pada posisi semi fowler.
R/ pada posisi rekumben, pembesaran
uterus serta organ abdomen menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru,
penggunaan posisi semi fowler memungkinkan diafragma menueun, membantu
mengembangkan ekspansi paru dengan optimal.
d.
Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan
klien untuk istirahat
R/ peningkatan retensi cairan,
penambahan berat badan dan pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah,
khususnya pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain.
7.
Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh
hormonal
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang
Intervensi :
a.
Kaji secara terus menerus
ketidaknyamanan klien.
R/ data dasar terbaru untuk
merencanakan perawatan
b.
Kaji status pernapasan klien.
R/ penurunan kapasitas pernapasan saat
uterus menekan diafragma, mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida,
yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara bayi dalam kandungannya.
c.
Perhatikan adanya keluhan ketegangan
pada punggung dan perubahan cara jalan.
R/ lordosis dan regangan otot
disebabkan pengaruh hormone (relaxing-progesteron) pada sambungan pelvis dan
perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
d.
Perhatikan adanya kram pada kaki.
Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam
ke posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering mengganti posisi dan
menghindari berdiri/duduk lama.
R/ menurunkan ketidaknyamanan
berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau
karena tekanan dari pembesaran uterus, pada saraf yang menyuplai ekstremitas
bawah.
e.
Kaji adanya/frekuensi konsistensi
Braxton hicks. Berikan informasi mengenai fisiologi aktivitas uterus.
R/ kontraksi ini dapat menciptakan
ketidaknyamanan pada multigravida pada trimester II maupun ke-III. Primigravida
biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir. Saat efek
perubahan progesterone pada aktivitas uterus menurun dan kadar oksitosin
meningkat.
8.
Kelebihan volume cairan b/d
perubahan, mekanisme regulator, retensi natrium/air.
Tujuan : Kelebihan volume cairan
teratasi.
Intervensi :
a.
Pantau berat badan secara teratur.
R/ mendeteksi perubahan berat badan
kelebihan dan retensi cairan yang tidak kelihatan yang potensial patologis.
b.
Kaji adanya tanda-tanda HAK,
perhatikan tekanan darah, pantau lokasi/luasnya edema, masukan atau haluaran
cairan.
R/ indicator edema patologis,
meskipun HKK karena retensi cairan berlebihan biasanya tidak terlihat sampai
akhir minggu ke-10 kehamilan, dapat terjadi diawal khususnya pada klien dengan
frekuensi predisposisi seperti DM, penyakit ginjal.
c.
Berikan informasi tentang diet (mis
; peningkatan protein, tidak menambahkan garam meja, menghindari makanan dan
minuman tinggi natrium).
R/ nutrisi adekuat, khususnya
peningkatan protein menurunkan kemungkinan HAK natrium berlebihan dapat
memperberat retensi air (terlalu sedikit natrium dapat mengakibatkan
dehidrasi).
d.
Anjurkan meninggikan ekstremitas
secara periodic selama sehari.
R/ edema fisiologis dari ektremitas
bawah terjadi di penghujung hari adalah normal, tetapi harus dapat diatasi
dengan tindakan sederhana.
9.
Intoleransi aktivitas b/d kelemahan.
Tujuan : Klien dapat toleransi
terhadap aktivitas.
Intervensi :
a.
Tentukan siklus tidur bangun yang
normal dan komitmen terhadap pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
R/ membantu menyusun prioritas yang
realistic dan waktu untuk menguji komitmen.
b.
Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam
setiap hari.
R/ istirahat untuk memenuhi
kebutuhan metabolic berkenaan dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin.
c.
Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar
besi dalam tubuh ; anjurkan mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai
indikasi.
R/ kadar Hb rendah mengakibatkan
kelelahan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa oksigen.
DAFTAR
PUSTAKA
Saifuddin,Abdul Bari.2006.Buku
Panduan Praktis Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Tridasa Printer
Varney, Hellen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Edisi 4 Volume1. Jakarta: EGC
Bobak, 2000, Keperawatan Maternitas,
Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment