BATU GINJAL - Mading UNSA

Mading UNSA

Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Breaking

Home Top Ad

Friday, June 14, 2019

BATU GINJAL


A.    DEFINISI
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk dan deposit mineral, umumnya kalsium oksalat dan kalsium fosfat serta asam urat dan kristal-kristal lain yang ditemukan sepanjang traktus urinarius.
B.     ETIOLOGI
  1. Faktor endogen: faktor genetik - famili pada hiperkalsium
  2. Faktor eksogen: faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan kejenuhan, mineral dalam air minum
Teori terbentuknya batu
  1. Teori inti matriks
Terbentuknya batu saluran kencing memerlukan adanya substansi organik sebagai inti antara lain mukopolisakarida dan muhoprotein yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentuk batu.
  1. Teori super saturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentukan batu dalam urin seperti sistin, asam urat dan Ca. oksalat
  1. Teori presipitasi
Perubahan pH pada urin akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin.
  1. Teori berkurangnya faktor penghambat
Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, piropospat
Faktor eksogen yang mempengaruhi kalkuligenesis
  1. Infeksi saluran kemih (ISK)
ISK dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan batu saluran kencing.
  1. Obstruksi dan statis urin
Obstruksi dan stasis urin akan mempermudah terjadinya infeksi
  1. Jenis kelamin
Batu saluran kencing banyak terjadi pada pria
  1. Ras
Banyak terjadi pada ras Afrika dan Asia
  1. Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum akan mengurangi kemungkinan terbentuknya batu.
  1. Pekerjaan
Kejadian meningkat pada orang yang bekerja lebih banyak duduk
C.    MANIFESTASI KLINIK
Nyeri hebat di pinggang, mual, muntah, diaphoresis, cemas, hewaturi.
D.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis batu saluran kencing dapat ditegakkan dengan beberapa cara, yaitu:
1.      Gambarkuan klinis
2.      Laboratorium
Pada pemeriksaan urine didapatkan hematuria, dan bila terjadi obstruksi lama akan menyebabkan penurunan fungsi ginjal
3.      Pielografi intravena
Dapat melihat besarnya batu, letaknya dan adanya tanda-tanda obstruksi, terutama untuk batu yang tidak tembus sinar.
4.      Sistoskopi
Dapat membantu pada keadaan yang meragukan di dalam bui-bui
5.      Ultrasonografi
Dapat melihat bayangan batu baik di ginjal maupun di dalam bui-bui, dan adanya tanda-tanda dostruksi urin
6.      Pielografi retrograd
Dilakukan terutama pada jenis baru yang radiolusen
E.     PENATALAKSANAAN MEDIK
Tujuan pengelolaan batu saluran kencing adalah:
1.      Menghilangkan obstruksi
2.      Mengobati infeksi
3.      Menghilangkan rasa nyeri
4.      Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi.
Untuk mencapai tujuan ini, langkah-langkah yang dapat diambil adalah:
  1. Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasi dan besarnya batu
  2. Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kencing:
a.      Rasa nyeri
b.      Obstruksi disertai perubahan pada ginjal
c.       Infeksi
d.     Adanya gangguan fungsi ginjal
  1. Menghilangkan obstruksi, infeksi dan rasa nyeri
  2. Analisis batu
  3. Mencari latar belakang terjadinya batu
  4. Mengusahakan pencegahan terjadi rekurensi.

No comments:

Post a Comment